Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan bahwa proyek saringan sampah yang dimulai di segmen TB Simatupang, perbatasan Jagakarsa, Jakarta Selatan dan Pasar Rebo Jakarta Timur terhambat pembebasan lahan.
Asep menjelaskan bahwa berdasarkan kontrak, pengerjaan proyek saringan sampah harusnya selesai pada Desember 2022 lalu. Namun, dijadwalkan jadi Januari 2023. Kendati demikian, pembangunan fisik masih belum rampung karena pembebasan lahan molor hingga tiga bulan.
"Iya (molor), harusnya Januari. Kalau kontraknya di Desember, karena memang hambatannya masih di lahan, jadi kita kemarin kasih perpanjangan waktu, karena pembebasan lahannya itu mundur selama 3 bulan," kata Asep ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (01/02/2023).
Advertisement
Pembebasan lahan, kata Asep masih terus berproses dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) selaku penanggung jawab. Sembari proses pembebasan lahan dilakukan, pengerjaan fisik tetap dikerjakan DLH DKI Jakarta.
Lebih lanjut, Asep menyampaikan pihaknya menargetkan pengerjaan fisik proyek saringan sampah dapat selesai pada 26 Maret 2023 mendatang.
"Kita kasih perpanjangan waktu kompensasi kepada mereka, hingga di tanggal 26 Maret 2023 untuk penyelesaiannya," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di era kepemimpinan Anies Baswedan membangun saringan sampah yang berada di aliran Kali Ciliwung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Adapun proyek pengelolaan sampah badan air melalui rekayasa sungai Kali Ciliwung ini menghabiskan dana Rp195 miliar.
"195 miliar," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022.
Tujuan Pembangunan Saringan
Anies menjelaskan saringan itu bertujuan untuk menampung sampah yang datang dari luar Jakarta. Selain disaring dan diangkut, sampah bakal diolah terlebih dahulu.
"Diolah dulu di tempat ini kemudian baru nanti dibawa ketempat pengolahan akhir," kata Anies.
Anies menyampaikan Kali Ciliwung punya kapasitas normal 900 meter kubik per detik. Tiap harinya, air yang lewat hanya 600 meter kubik per detik, sehingga, saringan tersebut diupayakan dapat menampung sampah dalam jumlah yang tinggi.
"Dalam kondisi sehari-hari air yang lewat kira-kira 600 meter kubik per detik. Nah ini disiapkan untuk bisa menampung sampai cukup tinggi," jelas dia.
Tak hanya itu, dia berharap saringan dapat menampung banyaknya sampah bahkan disaat aliran air di Sungai Ciliwung dalam kapasitas normal.
"Harapannya di saat kondisi aliran air Sungai Ciliwung di atas normal bahkan di atas kapasitas 900 meter kubik per detik dia masih bisa diarahkan sampahnya," ujar Anies.
Advertisement