Sukses

3 Jawaban Surya Paloh soal Kabar Menteri dari NasDem Bakal Kena Reshuffle Kabinet Jokowi

Kabar reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi belakangan ini ramai mencuat.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi belakangan ini ramai mencuat. Bahkan dikabarkan reshuffle kabinet akan dilakukan pada Rabu pon yang jatuh kemarin, 1 Februari 2021 meski akhirnya batal dilakukan.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh angkat bicara soal kabar menteri NasDem akan terkena perombakan kabinet.

Sebab seperti diketahui, Jokowi sempat menggelar rapat terbatas (ratas) mengenai masalah beras pada Selasa 31 Januari 2023 di Istana Negara namun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LKH Siti Nurbaya Bakar tak hadir.

Menurut Paloh, semua hal menjelang tahun politik memang multitafsir, termasuk soal reshuffle yang dikaitkan dengan pertemuannya bersama Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

"Ya, dalam suasana menjelang Pemilu memang multitafsir bisa terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, tapi yang jelas bahwasannya pertemuan dengan Bapak Presiden Jokowi itu ada. Dalam waktu yang relatif seperti biasanya, cukup panjang bagi saya untuk waktu seorang Bapak Presiden ya, lebih dari 1 jam 20 menit ya," ujar Paloh usai pertemuan di Kantor DPP Golkar, Rabu 1 Februari 2023.

Paloh pun menegaskan, pertemuan dengan Jokowi berjalan lancar dan tak ada pembahasan reshuffle pada Kamis 26 Januari 2023 lalu.

"Saya tidak melihat ada perubahan, suasana penerimaan, baik dalam apa saja yang saya pahami dalam memahami komunikasi yang biasanya terjadi," papar dia.

Berikut sederet jawaban Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terkait kabar menteri NasDem akan terkena perombakan kabinet dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 4 halaman

1. Sebut Jelang Tahun Politik, Banyak yang Multitafsir Termasuk Pertemuannya dengan Jokowi

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh angkat bicara soal kabar menteri NasDem akan terkena perombakan kabinet.

Paloh menyebut, semua hal menjelang tahun politik memang multitafsir termasuk soal reshuffle yang dikaitkan dengan pertemuannya bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

"Ya, dalam suasana menjelang Pemilu memang multitafsir bisa terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, tapi yang jelas bahwasannya pertemuan dengan Bapak Presiden Jokowi itu ada. Dalam waktu yang relatif seperti biasanya, cukup panjang bagi saya untuk waktu seorang Bapak Presiden ya, lebih dari 1 jam 20 menit ya," kata Paloh usai pertemuan di Kantor DPP Golkar, Rabu 1 Januari 2023.

Menurut Paloh, pertemuan dengan Jokowi berjalan lancar dan tak ada pembahasan reshuffle.

"Saya tidak melihat ada perubahan, suasana penerimaan, baik dalam apa saja yang saya pahami dalam memahami komunikasi yang biasanya terjadi," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

2. Akan Terima Kebijakan Jokowi

Menurut Paloh, apabila Jokowi mengambil kebijakan reshuffle menteri, maka NasDem menerima semua kebijakan Jokowi dan tidak akan mempermasalahkan.

"Lain halnya kalau memang ada kebijakan dari Beliau, nah itu gak ada masalah bagi saya. Jadi, artinya apa pun kebijakan yang terbaik. Masalah reshuffle sederhana untuk saya ulangin, sepenuhnya hak prerogatif Presiden," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

3. Tegaskan Prioritaskan Kepentingan Publik

Paloh menyebut sebagai partai koalisi pemerintah, termasuk dirinya, memprioritaskan suasana yang kondusif, yang sejuk dan memprioritaskan kepentingan publik.

"Bagi Nasdem memberikan statement, memberikan dukungan atas kepemimpinan beliau itu bukan sebagai retorika dan kepentingan sesaat, tapi memang ada keikhlasan," kata dia.

Partai NasDem, kata Paloh, apabila ada pihak yang mendorong presiden reshuffle, maka hal itu bisa mencerminkan kematangan politik seseorang atau kelompok.

"Jadi kalau ada yang mengatakan reshuffle lah, ini lah, yah kita memang harus bisa pahamin, ini proses dalam pematangan dan kematangan berpolitik di negeri ya itu bagi kita semuanya," pungkas Paloh.