Sukses

Terinspirasi Karakter Megawati, Peneliti Benih Ciptakan Bibit Kedelai Super Kuat

Surono Danu, peneliti benih dari kelompok Mari Sejahterakan Petani (MSP) berbangga sebab bisa membantu PDI Perjuangan (PDIP) membudidaya beragam jenis benih seperti kacang panjang hingga kedelai demi menciptakan kedaulatan pangan nasional.

Liputan6.com, Jakarta Surono Danu, peneliti benih dari kelompok Mari Sejahterakan Petani (MSP) berbangga sebab bisa membantu PDI Perjuangan (PDIP) membudidaya beragam jenis benih seperti kacang panjang hingga kedelai demi menciptakan kedaulatan pangan nasional.

Dia mengungkapkan, salah satu benih dari bibit kedelai yang ditelitinya terinspirasi dari karakter dan permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang super kuat.

"Saya mencoba memindahkan karakter Bu Megawati ke tanaman yang saya teliti berdasarkan permintaan Ibu, yang diinjak-injak tidak mati," kata Surono saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) PDIP di Sekolah Partai, Jalan Raya Lenteng Agung, Jumat (2/2/2023).

Dia menuturkan, Megawati pernah bercita-cita menjadi sarjana pertanian, namun hal itu tidak terwujud. Mendengar hal itu, Surono berupaya mewujudkan harapan Megawati untuk menciptakan benih-benih unggul, mulai dari beras hingga kedelai untuk bangsa dan negara.

"Saya sangat suka dan ini saya berikan untuk bangsa saya melalui rumah yang namanya PDIP,” urai Surono yang mengaku sudah menjadi kader PDIP sejak 1994 ini.

Senada, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat dalam diskusi yang sama mengingatkan pesan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno soal konsep Trisakti. Dia menyebut satu konsep dalam Trisakti ialah kedaulatan yang harus diwujudkan dalam sektor pangan.

"Kita harus betul-betul bisa menghasilkan di bidang pangan, harus betul-betul berdaulat di bidang pangan. Beliau sampaikan begini, jangan sampai kita harus minta tolong, beli beras dari bangsa-bangsa tetangga. Jangan sampai. Karena apa? Kata beliau, Bung Karno, beras dan pangan masalah hidup mati suatu bangsa," ujar Djarot.

 

 

2 dari 2 halaman

Masih Impor Beras

Hanya saja, kata Djarot, kedaulatan pangan di Indonesia belakangan ini jauh dari kenyataan. Sebab, tanah air justru menjadi negara pengimpor beras hingga kedelai.

"Paling tinggi impor kita di pangan itu gandum. Kedelai kita masih impor. Kedelai, beras, kacang tanah, jagung, dan ubi jalar pun kita impor. Tadi disampaikan Pak Sekjen (Hasto Kristiyanto), ada partai yang inginkan kita terus impor. Ini yang harus kita hentikan," kata Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Djarot mengatakan, PDIP secara prinsip menolak kebijakan impor bahan pangan karena kebijakan itu menjadi perjuangan ideologis partai.

"PDIP menolak impor. Inilah perjuangan ideologis kita bagaimana kita bisa membangun kedaulatan. Ini amanat ideologi," pungkas dia.