Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi 9 daerah di Kalimantan Timur akan mengalami hujan lebat disertai angin kencang pada Senin (6/2/2023) hingga Selasa 7 Februari 2023. Warga pun diminta waspada terhadap dampak dari cuaca ekstrem.
"Dampak dari peristiwa tersebut antara lain bisa berupa banjir, sungai meluap, pohon tumbang, jalan licin, dan tanah longsor," ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan, Idham Chalid dilansir dari Antara, Senin (6/2/2023).
Advertisement
Baca Juga
Sembilan kabupaten/kota tersebut adalah di Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Mahakam Ulu, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.
Dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, hanya Kota Bontang yang diprakirakan tidak terjadi hujan lebat maupun hujan petir. Kota ini hanya mengalami hujan ringan pada Senin sekitar pukul 17.00 WITA hingga Selasa pagi.
Informasi prakiraan cuaca ini pun telah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota masing-masing agar dapat dilakukan mitigasi untuk meminimalisasi dampaknya ke masyarakat.
Sedangkan sembilan kabupaten/kota yang berpotensi terjadi hujan lebat maupun hujan petir pada Senin sekitar pukul 11.00 WITA. Hujan petir diprakirakan terjadi antara lain di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Barat, dan Balikpapan Utara, sedangkan kecamatan lainnya hujan ringan hingga pukul 14.00 WITA.
Kota Samarinda pada Senin sekitar pukul 14.00 Wita, hujan lebat diprakirakan terjadi pada empat kecamatan, yakni Kecamatan Sungai Kunjang, Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, dan Palaran. Sedangkan kecamatan lainnya diprakirakan hujan ringan. Bahkan hujan ringan ini diprakirakan terjadi pada Selasa dini hari hingga sekitar 05.00 WITA di semua kecamatan.
Kabupaten Kutai Barat pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WITA diprakirakan hujan petir di lima kecamatan yakni Kecamatan Damai, Melak, Barong Tongkok, Nyuatan, dan Kecamatan Sekolaq Darat.
Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Senin sekitar pukul 14.00 WITA diperkirakan hujan lebat hingga hujan petir berpotensi terjadi di Kecamatan Muara Badak, Marang Kayu, dan Sanga-Sanga.
"Sedangkan pada Selasa dini hari sampai pukul 05 00 WITA, hujan petir diprakirakan terjadi di Kecamatan Tabang dan Kembang Janggut, sedangkan sejumlah kecamatan lainnya diprakirakan mengalami hujan ringan sampai Selasa pagi.
Waspada Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah daerah selama sepekan ke depan, 6-12 Februari 2023.
Pemerintah Daerah dan masyarakat dimbau untuk siaga dan waspada menghadapi cuaca ekstrem berupa hujan yang disertai angin kencang. Cuaca esktrem dapat menimbulkan banyak kerugian, baik secara materil dan imateril. Selain itu, cuaca ekstrem dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Tiga bibit sikon tersebut masing-masing. Pertama Bibit Siklon Tropis 94S yang terpantau berada di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, dengam kecepatan angin maksimum 30 knot, dan tekanan udara minimum 1000.2 mb. Sistem ini bergerak ke arah timur tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu 5 Februari 2023.
Kedua Bibit Siklon Tropis 95S yang terpantau berada di Samudra Hindia sebelah Selatan Banten dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1004.2 mb. Sistem ini bergerak ke arah Barat dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.
Dan ketiga, Bibit Siklon Tropis 97S yang terpantau berada di Samudra Hindia Selatan NTB dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1002.8 mb. Sistem ini bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.
"Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis," ungkap Dwikorita.
Dwikorita menyebut, kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan diantaranya kondisi aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia.
Advertisement