Sukses

Selain Prediksi Cuaca Hujan di Bali, BMKG Ingatkan Waspadai Gelombang Tinggi di Selat Bali

BMKG minta warga waspadai peluang hujan sedang dan lebat di sebagian besar Bali pada 5-7 Februari 2023. BMKG pun meminta warga mewaspadai dampak cuaca ekstrem.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prediksi hujan turun di beberapa tempat wisata di Bali pada 6-7 Februari 2023. Hujan berpotensi turun di Nusa Dua, Kuta, Tanah Lot, Sanur, Bedugul, Kintamani, dan Besakih.

Selain itu, dalam informasi prakiraan cuaca, BMKG prediksi potensi hujan petir di Nusa Dua dan Kintamani pada 6-7 Februari 2023. Demikian mengutip Antara, Senin (6/2/2023).

Adapun BMKG mengimbau warga untuk mewaspadai peluang hujan sedang dan hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Bali pada 5-7 Februari 2023.

BMKG mengimbau masyarakat hati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem antara lain kilat/petir, angin kencang, pohon tumbang, banjir, genangan air dan tanah longsor.

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho menuturkan, prediksi cuaca dalam tiga hari ke depan, cuaca secara umum berawan dan berpotensi hujan ringan-sedang di sebagian besar wilayah Bali.

"Potensi angin kencang di wilayah Bali bagian selatan dan perairan selatan Bali,” kata dia di Denpasar, Minggu, 5 Februari 2023.

Cahyo menuturkan, angin diprediksi bertiup dari arah barat ke barat laut dengan kecepatan 8-50 kilometer per jam pada 5-7 Februari 2023. BMKG prediksi beberapa wilayah antara lain Buleleng, Bangli, Badung, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar dan Jembrana berpotensi turun hujan sedang-hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada 6 Februari 2023.

"Pada 7 Februari 2023, hujan beserta kilat/petir dan angin kencang diperkirakan turun di Jembrana, Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem dan Denpasar,” ujar dia.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Waspadai Gelombang Tinggi

Selain itu, BMKG juga minta masyarakat di Bali terutama beraktivitas di wilayah pesisir dan pelaku kegiatan usaha bahari agar waspadai tingginya gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih terutama di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok, dan Samudera Hindia di bagian selatan Bali.

Tinggi gelombang laut di perairan utara Bali diprediksi mencapai 0,5-2 meter, di perairan Selatan Bali 1-4 meter, di Selat Bali 1-3 meter dan di Selat Lombok 1-3 meter pada 5-7 Februari 2023.

"Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar mewaspadai potensi angin kencang dan tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih,” tutur Cahyo.

3 dari 3 halaman

3 Penyakit yang Kerap Muncul saat Cuaca Ekstrem

Dokter Rizky Fattima dari RS Awal Bros Pekanbaru menyebut, ada tiga penyakit yang sering muncul ketika perubahan cuaca ekstrem. Ketiga penyakit tersebut adalah:

1. Demam Berdarah

"Demam berdarah sering terjadi karena kurangnya tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar," ujar Rizky, dikutip dari laman awalbros.

Tidak menutup rapat tempat penampungan air atau mengabaikan genangan di sekitar rumah bisa menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk Aides Aegypti penyebab demam berdarah.

"Gejala demam berdarah pada umumnya berupa demam tinggi yang turun pada hari ketiga namun akan naik kembali, mual, muntah, nyeri kepala, badan pegal lini, serta dapat disertai munculnya bintik-bintik merah di kulit, gusi berdarah atau mimisan."

2. Diare 

"Pada musim pancaroba, kasus penyakit ini menjadi tinggi karena banyaknya debu dan kotoran yang bertebaran," kata Rizky.

Diare pun berkaitan erat dengan pola makan dan kebersihan bahan makanan karena umumnya disebabkan oleh kuman atau virus yang biasa mencemari makanan dan minuman.

Gejala dapat berupa buang air besar cair yang berulang kali, perut terasa melilit, dapat disertai muntah-muntah yang menyebabkan tubuh penderita lemas karena dehidrasi.

3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Penyakit ini paling rentan menyerang di musim pancaroba.

"Gejala paling umum dan paling banyak dialami berupa demam, batuk dan pilek. Hal ini menandai daya tahan tubuh menurun karena perubahan cuaca yang tidak stabil sehingga virus dan kuman yang banyak di udara mudah untuk menyerang daya tahan tubuh," ungkap RIzky.