Liputan6.com, Jakarta Dinas Bina Marga DKI Jakarta berencana membangun Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di dekat Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pembangunan JPO ini diakibatkan banyaknya permintaan warga di sekitar Koridor 8 Transjakarta yang ingin langsung mengakses Stasiun KRL Kebayoran.
"Kita akan bangun JPO di Koridor 8 agak sebelah ke sananya. Jadi berjarak 180-an meter dari Koridor 8. Kan (skywalk menghubungkan) Halte Transjakarta Koridor 8, Koridor 13, sama KRL. Kan dulunya orang mau naik Transjakarta ke KRL lewat bawah tuh, nyeberang sana itu susah," kata Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Hari menjelaskan, JPO tersebut sekitar 20-30 meter yang memakan anggaran Rp10-15 miliar dari APBD 2023.
Advertisement
"Selesai November lah. Ini lagi proses perencanaan. Nanti pelaksanaan langsung purchasing, pelaksanaan, terus kontrak Maret lah sampai November," jelas Hari.
Hari menegaskan JPO ini tidak akan merusak estetika Skywalk Kebayoran Lama.
"Enggak dong. JPOnya lebih keren. JPO beda konsep, tidak merusak pandangan, justru lebih bagus. Nanti untuk orang, bukan penumpang yang nyeberang gratis, free," kata Hari.
Dinas Bina Marga DKI Sebut Skywalk Kebayoran Bukan JPO
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan bahwa Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dibangun bukan sebagai Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Melainkan untuk menghubungkan masyarakat kepada tiga moda transportasi.
Oleh sebab itu, Hari menyatakan bahwa untuk masuk dan melintas di Skywalk Kebayoran Lama, masyarakat perlu membayar tarif menggunankan kartu.
"Bukan sebagai jembatan penyeberangan orang umum, jadi harus pakai kartu," kata Hari kepada wartawan, Senin (6/2/2023).
Masyarakat yang hendak menuju Halte Transjakarta dan Stasiun Kereta Api Indonesia (KAI) Kebayaoran bakal dikenakan tarif sebesar Rp 3.500.
"Jadi memang itu skywalk untuk memudahkan penumpang ke 3 moda transportasi," terang Hari.
Advertisement
Warga Melintas Skywalk Dikenakan Tarif
Sebelumnya, seorang pengguna transportasi umum, Putri mengeluhkan fasilitas yang baru diresmikan itu. Sebab, dia dikenakan biaya saat ingin menggunakan fasilitas tersebut tanpa ada pemberitahuan.
"Hari Kamis minggu lalu belum ada gerbang pembayaran tapi mulai hari ini dikenakan biaya dan itu tanpa pemberitahuan," kata wanita asal Depok itu.
Putri menjelaskan ia berangkat kerja dari Kebayoran melalui Stasiun KRL Kebayoran dan turun di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Untuk menuju stasiun, ia menggunakan fasilitas penghubung dengan panjang 450 meter tersebut yang saat ini harus melalui Halte TransJakarta Koridor 8.
Apabila ingin menggunakan fasilitas tersebut, ia dapat langsung menaiki tangga dan langsung menuju stasiun KRL. Namun, saat ini sudah dipasang pembatas di dekat tangga yang menghubungkan fasilitas tersebut.
Setelah menaiki tangga, dia harus memindai kartu uang elektronik pada gerbang pembayaran di pertigaan skywalk antara Halte Velbak dan Stasiun KAI Kebayoran.
"Saya kan tidak naik TransJakarta, hanya mau melintasi skywalk dari arah koridor delapan Transjakarta menuju stasiun KA, tapi dipotong Rp3.500," kata dia.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com