Sukses

Ahli Ungkap Gempa Turki Setara Ledakan 8,5 Juta Ton Bahan Peledak

Profesor Okan Tuysuz, insinyur geologi dari Istanbul Technical University menuturkan, kombinasi dari gempa magnitudo 7,8 dan bangunan tidak penuhi standar membuat bangunan banyak runtuh.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perawat Rukiye (23) memasuki rumah sakit beberapa jam setelah gempa Turki pertama pada Senin, 6 Februari 2023 untuk membantu evakuasi pasien.

Namun, saat gempa kedua melanda, bangunan rumah sakit itu menimpa Rukiye. Ia menyelamatkan begitu banyak, tetapi tidak bisa keluar sendiri. Demikian dikutip dari Al Jazeera, Jumat (10/2/2023).

Rukiye sempat menelpon suaminya dari bawah reruntuhan bangunan. Akan tetapi, tim penyelamat mengatakan, ia kemungkinan besar sudah meninggal.

Ribuan orang seperti Rukiye diyakini masih terjebak di puing-puing bangunan yang runtuh di tenggara Turki setelah gempa dahsyat pada Senin, 6 Februari 2023. Menurut pemerintah, dua gempa besar, dan ratusan gempa susulan menghancurkan 6.444 bangunan di 10 provinsi, menewaskan lebih dari 12.800 orang hingga Kamis sore, 9 Februari 2023.

Kombinasi yang Tragis

Saat penyelamat terus mencari melalui puing-puing untuk mencari keajaiban, Turki sekarang mencoba memahami mengapa bencana alam ini yang seharusnya dipersiapkan Turki selama lebih dari 20 tahun menyebabkan begitu banyak keruskaan pada infrastruktur pemerintah.

Apakah karena dua gempa bumi di Turki yang pertama berkekuatan 7,8 dan kedua berkekuatan 7,6 terlalu keras untuk sebagian besar bangunan bertahan? Atau bangunan itu tidak memenuhi standar konstruksi modern? Apakah ada kelalaian pihak berwenang?

Menurut Profesor Okan Tuysuz, seorang insinyur geologi dari Istanbul Technical University, kombinasi tragis dari semua hal di atas menyebabkan bencana pada Senin, 6 Februari 2023.

“Kami menghadapi gempa bumi yang sangat besar di sini,” ujar Tuysuz kepada Al Jazeera.

 

 

2 dari 4 halaman

Bangunan Tak Sesuai Standar

Ia menuturkan, gempa Turki pertama kira-kira setara dengan energi dari ledakan sekitar 5 juta ton TNT atau bahan peledak. "Yang kedua setara dengan 3,5 juta ton. Sebagian besar bangunan akan berjuang untuk menahan kekuatan seperti itu,” kata dia.

Dengan demikian, gempa tersebut setara ledakan sekitar 8,5 juta ton. Sementara itu, Civil Engineeer dan Presiden Earthquake Retrofit Association Sinan Turkkan menyetujui. "Gempa bumi tidak hanya sangat kuat, tetapi juga terjadi secara beruntun,” kata dia.

Ia mengatakan, banyak bangunan hanya mengalami kerusakan ringan hingga sedang pada gempa pertama, tetapi runtuh setelah gempa kedua.

Sementara mempertimbangkan getaran sebesar ini secara berurutan akan menimbulkan risiko bagi bangunan mana pun, para ahli menekankan tragei dalam skala ini sama sekali tidak dapat dihindari.

“Menurut perkiraan resmi 6.000-7.000 bangunan runtuh pada Senin. Betapapun kuatnya, tidak ada gempa yang dapat menyebabkan kerusakan sebanyak ini jika semua bangunan memenuhi standar,” tutur Turkkan.

3 dari 4 halaman

Pemerintah Turki Akan Kembali Membangun Daerah Terdampak

Pada Rabu, 8 Februari 2023, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membela persiapan dan tanggapan pemerintahnya terhadap gempa bumi selama kunjungan ke zona bencana dengan mengatakan tidak bagi siapa pun bersiap hadapi skala bencana.

Ia kemudian melanjutkan dengan mengatakan, negara bagian akan membangun kembali semua bangunan yang runtuh di 10 provinsi yang terkena dampak gempa dalam satu tahun.

“Sama seperti yang kami lakukan di Malatya, Elazig, Bingol, Van (kami akan membangun kembali di sini). Ini adalah bisnis yang kami kenal dengan baik. Pemerintah kami membuktikan kemampuannya untuk membangun kembali berkali-kali di masa lalu. Kami akan mencapai hal yang sama di Hatay, di Maras dan juga di delapan provinsi lain yang terkena dampak,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Pakar ITB Ungkap 4 Alasan Gempa Turki Merusak dan Ditakuti

Sebelumnya, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Pakar Gempa  Irwan Meilano mengungkapkan empat alasan gempa Turki begitu merusak.

Bahkan gempa Turki memiliki fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh ahli gempa. Pusat gempa Turki yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023 berada di daerah Turki Selatan dengan kedalaman 11 km yang memicu tsunami kecil dengan ketinggian 30 cm di Erdemli. Sumber gempa itu merupakan pembangkit tenaga atau generator gempa besar di daratan Turki. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (9/2/2023).

Irwan memaparkan empat alasan Gempa Turki bersifat merusak. Pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8 yang termasuk skala gempa bumi besar. Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah sejauh 18 kilometer (KM).

Ketiga, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 dan beberapa jam selanjutnya terjadi gempa susulan magnitudo 7,5. Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.

Irwan menuturkan, gempa Turki magnitudo 7,8 merupakan gempa dengan mekanisme geser atau strike slip dan termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh ahli gempa.

“Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki, setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan magnitudo 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara,” ujar Irwan.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono menjelaskan, gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia.  Gempa Turki itu merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).