Sukses

Kontrol Covid-19, Dokter Reisa Ajak Masyarakat Lengkapi Vaksin

Reisa menyampaikan, masyarakat perlu tahu bahwa enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi. Karena itu, butuh vaksin booster agar proteksi diri terhadap Covid-19 kembali meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia tetap terkendali meski kebijakan PPKM telah dicabut. Kondisi ini harus terus dijaga. Salah satu caranya adalah masyarakat mendapatkan vaksin dosis lengkap dan booster pertama dan kedua.

Juru Bicara Pemerintah dan Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan masyarakat harus mensyukuri karena penanganan pandemi di Indonesia sangat baik dan sejauh ini kondisi stabil. Sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas di luar rumah.

"Kondisi ini harus kita jaga dengan baik agar tidak ada lagi lonjakan kasus. Pandemi belum usai. Supaya pandemi tetap terkontrol dengan baik, salah satu upaya yang penting dengan vaksinasi lengkap dan booster," kata Reisa dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (14/2/2023).

Reisa menyampaikan, masyarakat perlu tahu bahwa enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi. Karena itu, butuh vaksin booster agar proteksi diri terhadap Covid-19 kembali meningkat.

"Ini penting sekali terutama untuk kelompok rentan. Itu sebabnya kalau sudah lengkap vaksin dua dosis, jangan lupa juga lengkapi dengan booster atau lanjutannya. Agar kita tidak mudah tertular dan menurunkan risiko perburukan akibat Covid-19," ujar Reisa.

Mulai 24 Januari, pemerintah menjalankan program vaksinasi booster kedua untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin yang digunakan untuk booster kedua atau dosis keempat merupakan jenis vaksin yang telah memperoleh persetujuan atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Reisa mengajak masyarakat memanfaatkan booster kedua sebaik mungkin. "Supaya kita bisa mengantisipasi Covid-19," ucap dia. 

 

2 dari 2 halaman

Tak Ada Lonjakan Kasus

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan sebulan setelah PPKM dicabut, semua parameter epidemiologi menurun dan terkendali. Tidak ada lonjakan kasus, tidak ada penambahan kematian. 

Berdasarkan survei Serologi Antibodi SARS-CoV-2 kepada 16.286 orang di 19 kabupaten/kota, 99% antibodi meningkat. Survei memeriksa darah untuk mengetahui tingkat antobodi.

"Itu menambah keyakinan, meski pandemi belum berakhir tapi kita bisa mengendalikan," ujar Syahril.