Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi rebutan elite politik sebagai calon wakil presiden potensial di Pilpres 2024. Khofifah beberapa kali didatangi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara dari koalisi pengusung Anies Baswedan mengakui Khofifah masuk bursa cawapres. Sedangkan PDIP melalui Sekjen Hasto Kristiyanto pernah menemui Khofifah di Surabaya, Jawa Timur pada November 2022.
Baca Juga
Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, Hasto pasti sudah mendapatkan izin atau perintah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sehingga tidak mungkin Hasto menemui Khofifah tanpa izin Megawati.
Advertisement
"Tentu dia tidak bicara seperti itu jalankan sendiri tidak mungkin, pasti atas arahan ibu atau atas izin ibu," ujar Bambang ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Namun, politikus yang akrab disapa Bambang Pacul ini meminta sebaiknya ditanyakan langsung kepada Hasto apakah memang Khofifah dipertimbangkan sebagai cawapres untuk mendampingi capres dari PDIP.
"Kalau Pak Hasto, tanyakan kepada Pak Hasto sebagai Sekjen beliau adalah orang dekat yang day to day sama Bu Ketum," jelasnya.
Ketua Komisi III DPR RI ini mengaku tidak tahu apakah nama Khofifah masuk bursa calon wakil presiden PDIP. Ia menegaskan, soal calon presiden sepenuhnya kewenangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Capres cawapres itu kewenangan Ibu Ketum, dipertimbangkan atau tidak mana saya tahu, jangan-jangan yang dipertimbangkan jadi capres malah Pacul (Bambang Wuryanto)," kata Bambang.
Pengamat: Khofifah Jadi Sosok yang Menarik Jika Jadi Cawapres di Pemilu 2024
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali bertemu Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya. Prabowo mengaku pertemuan tidak menyinggung langsung Pemilu 2024 karena nanti ada waktu yang tepat untuk membahasnya.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai sosok Khofifah tentu sangat menarik bagi seluruh calon presiden. Mulai dari Prabowo, Ganjar Pranowo hingga Anies Baswedan menginginkan Khofifah sebagai cawapresnya.
"Nggak ada yang kurang bagi Khofifah. Gubernur Jawa Timur, perempuan, dan NU lagi. Jika saja Khofifah mau maju sebagai cawapres, ia bakal kesulitan memilih capres yang tersedia. Karena semuanya maunya dengan Khofifah," ujar Arifki di Jakarta, Rabu, (15/2/2023).
Namun, menurut Arifiki, posisi gubernur yang baru satu periode tentu bakal masuk pertimbangan Khofifah untuk maju di periode kedua. Pilihan antara menjadi cawapres atau maju kembali menjadi gibernur ini tentu sulit bagi Khofifah.
"Terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur perjuangan yang cukup panjang bagi Khofifah, bahkan jabatan Menteri Sosial mau dilepasnya demi kepentingan maju sebagai gubernur Jawa Timur," kata dia.
Namun, menurut Arifki, Khofifah perlu menjelaskan kepada publik soal kasus dugaan suap yang menjerat Wakil Ketua DPRD Sahat Tua Simandjuntak yang ikut menyeret namanya.
"Jika Khofifah mampu menjelaskan hal tersebut. Posisi Khofifah sebagai cawapres terkuat di Pilpres 2024 bakal sulit disaingi oleh figur-figur lainnya. Meskipun, nanti ada figur NU lain yang ikut maju sebagai cawapres, misalnya Cak Imin. Peluang Khofifah tentu masih besar dibalik magnetnya sebagai Gubernur Jawa Timur, perempun, dan NU," ujar Arifki.
Sementara dengan pertemuan Prabowo dan Khofifah, diduga bakal membatalkan rencana duet Prabowo-Cak Imin di Pilpres 2024.
"Cak Imin harus memastikan posisinya di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Perubahan dan PDI-P, jika Prabowo memilih Khofifah sebagai cawapresnya. Sebagai Ketua Umum PKB, Cak Imin masih punya waktu untuk membawa PKB kemana-kemana dengan sebagai syarat kursi cawapres harus miliknya," tutup Arifki.
Â
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement