Sukses

Heru Budi Sebut Kebutuhan Air Bersih di Jakarta Diprediksi Capai 43 Ribu Liter di 2050

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membeberkan prediksi kebutuhan air bersih di Ibu Kota. Heru mengatakan bahwa Jakarta bakal butuh sekitar 43 ribu liter per detik air bersih di 2050.

Liputan6.com, Jakarta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membeberkan prediksi kebutuhan air bersih di Ibu Kota. Heru mengatakan bahwa Jakarta bakal butuh sekitar 43 ribu liter per detik air bersih di 2050.

"Jumlah kebutuhan air bersih di DKI Jakarta pada tahun 2050 diprediksi mencapai angka 43.000 liter per detik," kata Heru dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/2/2023).

Sementara itu, lanjut dia saat ini cakupan layanan suplai air bersih di Jakarta yang bersumber dari PDAM hanya dapat memenuhi kebutuhan air bersih sebanyak 28 ribu liter per detik. Terlebih, ada pengurangan suplai air baku dari Waduk Jatiluhur yang juga menjadi sumber air bersih bagi Jawa Barat.

Oleh sebab itu, Heru menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya menguatkan ketahanan air di Jakarta. Semisal menambah tampungan-tampungan baru serta menyelesaikan pembangunan tanggul raksasa atau NCICD.

Selain itu, menurut Heru peningkatan suplai air juga dilakukan melalui strategi optimalisasi aset eksisting dan penyediaan aset baru. Dia menyampaikan bahwa Pemprov DKI berkolaborasi dengan pemerintah pusat untuk perwujudannya.

"Khususnya dengan PUPR, untuk kemudian (memanfaatkan) air baku dari Waduk Jatiluhur dan Karian Serpong," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Genjot Penggunaan Sumber Air Bersih

Lebih lanjut, Heru menuturkan bakal menggenjot penggunaan sumber-sumber air bersih yang ramah lingkungan di Ibu Kota. Sembari, ujar dia memelihara bumi dari kerusakan, seperti penurunan muka tanah, timbulnya ruang kosong di dalam tanah, dan intrusi air laut.

Kepala Sekretariat (Kasetpres) ini menyatakan bahwa DKI Jakarta menargetkan 100 persen layanan jaringan perpipaan air bersih pada 2030 dengan total pelanggan sebanyak 2,1 juta pelanggan. Target ini sesuai dengan dua tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni clean water and sanitation dan climate exchange.

"Peningkatan cakupan layanan jaringan perpipaan di Jakarta ini dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam berbagai aspek seperti kesehatan, sosial, dan ekonomi," kata Heru.