Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal peluang bertemunya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Hal ini menjawab pertanyaan awak media di sela perayaan HUT PDIP ke-50 di Lebak, Banten, Minggu (19/2/2023).
Baca Juga
Dia mencontohkan beberapa waktu lalu di acara pernikahan anak dari Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar bertemu Yusril Izhza Mahendra yang notabenennya Ketua Umum PBB.
Advertisement
“Sehingga bagi Ibu Megawati Soekarnoputri, dengan ketua umum partai politik itu merupakan bagian dari membangun dialog, terlebih Ibu Mega sebagai sosok ketua umum partai paling senior,” kata Hasto.
Dia mengungkapkan, terkait pertemuan dengan Surya Paloh, PDIP sebenarnya bersama jajarannya yang dipimpin Puan Maharani sudah melakukan komunikasi politik.
“Pertemuan antara jajaran DPP yang dipimpin oleh Mbak Puan Maharani, kebetulan saya juga mendampingi dan bapak Surya Paloh dan kita tahu dalam dinamika Pilpres, Nasdem kan kemudian telah mengusung Bapak Anies Baswedan sebagai calon presiden dari Nasdem, kemudian Ibu Megawati Soekarnoputri dalam pidato ulang tahun partai menegaskan calon presiden dari partai PDI Perjuangan berasal dari kader partai,” ungkap Hasto.
“Saya kira dalam konteks seperti itu calon yang diusung oleh Nasdem dan calon yang diusung PDI Perjuangan dari indikator-indikator dalam sambutan Ibu Ketua Umum kan sepertinya berbeda. Sehingga dialog dengan Pak Surya Paloh tentu saja kami akan menunggu kode-kode yang akan disampaikan bapak Surya Paloh tersebut dalam perspektif apa dialog itu dilakukan,” jelasnya.
Hasto pun menegaskan, pihaknya terbuka berdialog dengan siapa saja termasuk Surya Paloh.
“Kalau dialog dalam rangka kepentingan bangsa dan negara, PDI Perjuangan selalu welcome. Kalau dialog dalam konteks capres-cawapres, sepertinya ada perbedaan. Apalagi Pak Anies berulang kali disebut antitesa dari Pak Jokowi sehingga pasti berbeda. Kalau di Banten Pak Jokowi ingin membangun tol sampai ujung Kulon, kalau dipimpin oleh Pak Anies berbeda,” tuturnya.
Berada di Tangan Megawati
Hasto pun menegaskan, kebijakan soal kepastian kerja sama politik PDIP semuanya berada di tangan Megawati Soekarnoputri.
“Bukan di tangan orang perorangan, sehingga direction terkait kerja sama partai politik itu nanti dari Ibu Megawati Soekarnoputri,” ungkap dia.
Menurutnya, kerja sama politik yang bisa dibangun sebenarnya sudah terjalin di dalam kerja sama Jokowi-Ma’ruf Amin ini.
“Ini kan tinggal dilanjutkan di dalam kerja sama, selama calon presiden dan calon wakil presiden pada akhirnya bisa dikerucutkan, ketika di dalam kerja sama sudah ada yang mendahului menetapkan calon presiden itu kedaulatan dari partai tersebut, tapi partai yang belum menetapkan calon presiden dialog akan terus dilakukan,” imbuh Hasto.
Hasto pun juga menegaskan, jika ada anggapan PDIP sebagai penentu kerja sama politik, hal tersebut tidak bisa dipungkiri.
“PDI Perjuangan kan memiliki rekam jejak perjuangan apa lagi dipimpin Ibu Megawati Soekarnoputri dengan pengalaman yang begitu luas, dan sangat memahami persoalan global dan dinamika politik nasional sehingga persepsi yang disampaikan bahwa PDI Perjuangan akan menentukan ke arah mana kerja sama itu dilakukan ya tidak bisa dipungkiri,” jelas Hasto.
“Karena itulah pada waktunya akan terjadi pengerucutan, itu dilakukan dengan calon presiden ditetapkan terlebih dahulu dan setelah itu dengan calon wakil presiden bersama sama dengan yang mengusung kerja sama tersebut. Ini sudah ada dalam praktek, ketika Pak Jokowi periode pertama Pak JK ditetapkan melalui konsolidasi partai yang menetapkan beliau, ketika pada periode kedua K.H Ma'ruf Amin ditetapkan melalui konsolidasi partai partai yang mengusung pasangan tersebut, jadi ini merupakan hal yang sudah establish di dalam praktek demokrasi,” pungkasnya.
Advertisement