Sukses

MRT Fase 3 Mulai Konstruksi 2024, Ini Rincian Pembangunan dari Bekasi hingga Banten

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, pembangunan MRT Jakarta fase 3 dimulai dari Barat di Balaraja. Kemudian lewat Jakarta hingga Bekasi dan terus di Cikarang. Adapun pembangunan dimulai 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta mengumumkan pembangunan fase 3 Mass Rapid Transit (MRT)  Jakarta yang terbentang sekitar 84,1 kilometer.MRT fase 3 ini dari Cikarang, Bekasi ke Jakarta.

Mengutip instagram resmi PT MRT Jakarta @mrtjakarta,  ditulis Senin (20/2/2023), fase 3 koridor East-West MRT Jakarta akan membentang sekitar 84,1 kilometer (KM) dari Cikarang, Jawa Barat hingga Balaraja, Banten yang melewati DKI Jakarta, sepanjang sekitar 33,7 kilometer.

Pembangunan MRT Fase 3 dibagi dua fase

Dalam unggahan MRT itu disebutkan pembangunan fase 3 ini akan dibagi menjadi dua fase, antara lain  fase 1 (Kembangan-Medan Satria), dan fase 2 (Kembangan-Balaraja dan Medan Satria-Cikarang). Saat ini pembangunan akan dimulai dari fase 1 tahap 1 (Tomang-Medan Satria).

Mengutip Kanal News Liputan6.com, pembangunan MRT East-West dari Cikarang, Bekasi ke Jakarta akan dimulai pada 2024. Rute itu berakhir di Balaraja, Tangerang, Banten.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Gubernur Jawa Barat  Ridwan Kamil dan Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman.

Dengan penandatanganan tersebut mewujudkan dukungan antarpemerintah daerah yakni Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Jawa Barat, dan Pemerintah Kota Bekasi untuk pembangunan MRT Jakarta rute Cikarang-Jakarta-Balaraja.

“Baratnya dimulai dari provinsi Banten di Balaraja, melewati DKI di Tomang, kemudian masuk ke Kota Bekasi dan terus ke Cikarang di kabupaten,” ujar Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Bandung, Jumat, 17 Februari 2023.

Ridwan menuturkan, program pembangunan MRT koridor Barat-Timur ini merupakan arahan dari Presiden Jokowi untuk mulai bangun MRT dari Jalur barat provinsi Banten hingga Cikarang.

Dengan pembangunan moda transportas ini diharapkan warga Bekasi beralih memakai transportasi massal.

“Mudah-mudahan dalam hitungan tahun yang tidak terlalu lama, kita harapkan puluhan ribu warga Kota Bekasi yang biasa naik mobil bisa beralih ke transporasi massal,” tutur Ridwan.

Berikut rincian rencana pembangunan stansiun MRT Bekasi-Jakarta-Balaraja antara lain:

1.Fase 3B Timur (Bekasi, Jawa Barat 20,438 KM)

Cikarang, Cibitung, Wanajaya, Sumber Jaya, Karang Satria, Harapan Baru, Medan Satria.

2.Fase 3A (DKI Jakarta 33,764 KM)

Ujung Menteng, Pulo Gebang, Cakung Barat, Penggilingan, Pulogadung, Perintis, Pakulonan Timur, Pakulonan Barat, Sumur Batu, Cempaka Baru, Galur, Senen, Kwitang, Kebon Sirih, Thamrin, Cideng, Petojo, Roxy, Grogol, Tomang, Arjuna Selatan, Tanjung Duren, Kebon Jeruk, Teknologi, Batu Mulia, dan Kembangan.

3.Fase 3B Barat (Banten 29,900 KM)

Karang Tengah, Hasyim Asyari, Kunciran, Panunggangan, Kebon Nanas, Kelapa Dua, Danau Ranau, Bencongan, Kadu, Bunder, Otonom, Pasir Gadung, Cibadak dan Balaraja.

2 dari 3 halaman

MRT Jakarta Resmi Ditetapkan sebagai Objek Vital Transportasi

Sebelumnya, Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta resmi ditetapkan sebagai objek vital transportasi bidang perkeretaapian. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor KP-DJKA 38 Tahun 2023 per 10 Februari 2023.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi mengatakan bahwa dengan keputusan ini, pengamanan terhadap jalur, stasiun, depo, hingga fasilitas operasi disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan tentang perkeretaapian dan pedoman pengamanan objek vital nasional.

“Dengan dikeluarkannya keputusan ini, maka MRT Jakarta, dalam hal ini jalur, seluruh stasiun, kawasan depo, hingga fasilitas pendukungnya seperti gardu listrik merupakan objek vital nasional," Effendi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/2/2023).

Penetapan ini menjadikan MRT Jakarta sebagai sistem perkeretaapian perkotaan modern pertama di Indonesia. Tak hanya itu, menurut Effendi kehadiran MRT sebagai moda transportasi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar bagi negara.

"Oleh karena itu, penetapannya sebagai salah satu objek vital nasional akan memberikan kepastian keamanan dalam melaksanakan fungsinya sebagai sistem perkeretaapian perkotaan modern di Indonesia," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Perkuat Kerja Sama dengan TNI-Polri

Effendi menyampaikan bahwa dengan status ini, PT MRT akan mempererat kerja sama dengan TNI-Polri. Kerja sama itu guna menentukan standar pengamanan MRT Jakarta.

“PT MRT Jakarta (Perseroda) akan terus menjalin kerja sama yang solid dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dalam menentukan konfigurasi standar pengamanan baik kekuatan personil maupun sarana prasarana pengamananannya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Effendi menyatakan penetapan MRT sebagai objek vital nasional tidak lepas dari peran MRT dalam memberikan kemudahan akses transportasi di Jakarta.

"Menyangkut hajat hidup orang banyak dan memiliki nilai strategis bagi negara sehingga penting untuk ditetapkan sebagai objek vital nasional,” tutur dia.