Sukses

Mukaab Arab Saudi, Bakal Jadi Bangunan Terbesar di Dunia, Dipelopori Pangeran Mohammed bin Salman

Arab Saudi mengumumkan proyek Murabba baru dengan inti membangun Mukaab, yang akan menjadi salah satu bangunan terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi berupaya mengubah ibu kotanya menjadi salah satu “kota paling layak huni di bumi”. Kota yang ingin dibangun seperti kota dari film fiksi ilmiah akan memiliki Mukaab, mega proyek Arab Saudi dan bangunan terbesar di dunia.

Dikutip dari CNN, Selasa (21/2/2023), Arab Saudi sedang membangun pusat kota baru di Riyadh, yang diumumkan oleh Sovereign Wealth Fund pada Jumat, 17 Februari 2023. Dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), proyek Murabba Baru atau alun-alun baru dimaksudkan untuk memperluas ibu kota sekitar 19 kilometer persegi (4.695 hektar) untuk menampung ratusan ribu penduduk.

Inti dari proyek ini adalah “Mukaab” proyek kubus persegi dengan tinggi 400 meter, lebar 400 meter dan panjang 400 meter yang cukup besar untuk memuat 20 bangunan Empire State. Proyek ini menawarkan “pengalaman mendalam” dengan lanskap yang berubah dari luar angkasa menjadi pemandangan hijau, menurut Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik. Proyek Mukaab ini dijadwalkan selesai pada 2030. Adapun PIF merupakan dana investasi publik Arab Saudi yang memiliki kekayaan negara senilai USD 620 miliar yang dipimpin oleh MBS.

Pada proyek ini menerapkan teknologi holografik yang menawarkan “realitas baru” kepada konsumen saat berbelanja dan makan. Bangunan ini juga mencakup fasilitas rekreasi, hotel dan unit residensial.

Mengutip dari IndiaTimes.com, desain Mukaab termasuk fasilitas pertama di jenisnya dan akan menjadi salah satu bangunan terbesar di dunia. Proyek ini akan menghadirkan 104.000 unit hunian residensial, 9.000 kamar hotel, dan lebih dari 980.000 meter persegi ruang ritel, serta 1,4 juta meter persegi ruang kantor, 620.000 meter persegi aset rekreasi, dan 1,8 juta meter persegi ruang yang didedikasikan untuk fasilitas komunitas.

2 dari 3 halaman

Diversifikasi Ekonomi Arab Saudi

Arab Saudi kini memulai proyek ambisius untuk diversifikasi ekonomi dari minyak dan menghilangkan citranya sebagai negara tertutup yang konservatif.

"Dulu, Anda akan berdiskusi negatif tentang Arab Saudi yang berafiliasi dengan pelanggaran hak asasi manusia. Tapi, sekarang mereka mencoba mendorong narasi baru untuk menjadi negara pembanguan dan negara yang dapat membangun kota-kota futuristic,” ujar Research Fellow King’s College London Institute of Middle Eastern Studies, Andreas Krieg, dikutip dari CNN.

Namun, beberapa analis mengatakan Arab Saudi memiliki persaingan regional yang serius dari negara tetangga Dubai dan ibu kota Qatar, Doha yang keduanya selama beberapa dekade mencoba posisikan diri sebagai pusat pariwisata dan investasi regional.

“Menjadi yang kedua dalam lomba selalu merupakan tempat sulit untuk memulai ketika Anda ingin menjadi pemimpin,” ujar Direktur Kebijakan Teluk dan Energi di The Washington Institute.

Namun, sejumlah pihak mempertanyakan apakah proyek itu akan membuahkan hasil. Arab Saudi telah umumkan mega proyek pada masa lalu tetapi pengerjaannya lambat.

3 dari 3 halaman

Analis Skeptis

Pada 2021, MBS mengumumkan kota Neom futuristic senilai USD 500 miliar di barat laut negara tersebut, dengan janji akan ada pelayan robot, taksi terbang dan lainnya. Pada tahun lalu, ia meluncurkan kota linier raksasa, The Line yang bertujuan membentang lebih dari 106 mil dan menampung 9 juta orang.

Arab Saudi telah memiliki rencana senilai USD 800 miliar untuk menggandakan ukuran ibu kota dalam dekade berikutnya, serta mengubah menjadi pusat budaya dan ekonomi untuk wilayah tersebut, menurut media Arab Saudi.

"Semakin absurd dan futuristic proyek ini, semakin saya tidak bisa membayangkan betapa lebih banyak dystopia yang mengelilinginya,” ujar Peneliti Negara Teluk Amnesty International, Dana Ahmed, dikutip dari cuitan di Twitter.

Namun, pejabat Arab Saudi bersikeras pengerjaan proyek sesuai rencana. Namun, belum jelas berapa biaya Murabba dan bagaimana pembiayaan yang dilakukan PIF.

Kepada CNN, PIF mengatakan, akan diungkapkan detail dan informasi lebih lanjut mengenai proyek Mukabba. Namun, sejumlah analis skeptis dengan kemungkinan tidak dapat kumpulkan dana yang cukup untuk memenuhi ambisinya.

“Keuangan dari semua ini tidak sepenuhnya terjamin. Mereka telah mencoba untuk mendapatkan banyak investasi asing untuk mewujudkan proyek ini,” ujar Krieg.

Adapun Arab Saudi berharap tingkatkan FDI menjadi 388 miliar riyal atau sebesar USD 103 miliar per tahun pada 2030. Saat ini FDI Arab Saudi mencapai USD 19 miliar pada 2021, menurut UNCTAD.