Liputan6.com, Jakarta Christalino David Ozora atau David (17), korban penganiayaan anak pejabat pajak, Mario Dandy Satrio (20) hingga saat ini masih tak sadarkan diri. David dirawat di ICU RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.Â
"Sampai sekarang kondisi David belum sadarkan diri, masih di ICU, belum sadar. Kan yang lebih paham kondisinya kan dokter karena memang kita juga hanya sebatas menjaga saja," kata Rustam Hatalah, paman korban kepada wartawan, Jumat (24/2/2023).
Rustam mengungkapkan, David sempat merespons setelah diberi penanganan. Namun, ia masih belum sadarkan diri.
Advertisement
"Belum, sama sekali belum. Belum ada komunikasi. Kalau gerak sih setelah kemarin ada penanganan, ada sempat respons satu dua kali. Setelah itu ya biasa lagi," ujar Rustam.
Rustam juga mengatakan, ayah David, Jonathan Latumahina merupakan sosok yang paling terpukul atas kejadian ini.Â
"Kita keluarga juga lebih supporting (mendukung) ke bapaknya terutama. Karena yang paling ini kan ayahnya. Kita berusaha menghibur dan menguatkan," ucap Rustam.
Rustam menceritakan bahwa David adalah sosok yang pendiam. Namun, ia mengaku kurang tahu detail karena jarang bersama David.
"Kebetulan karena saya paman korban, jadi saya ngak sehari-hari sama David ya. David itu anaknya pendiam, kadang kalau ketemu cuma sapa 'Vid sudah makan belum', 'Sudah om' tapi kalau komunikasi lebih sih engga," cerita Rustam.
"Tapi bukan berarti diam kaku engga, kalau ketemu jarang komunikasi sama saya saja," sambungnya. Lebih lanjut, Rustam mengatakan bahwa David pernah masuk Pondok Pesantren di Bogor. Kini, ia duduk di bangku satu SMA.
"Dia sempet mondok sebelumnya. Dia mondok dulu di Bogor. David ini kebetulan mualaf tiga tahun yang lalu di Muntilan," kata Rustam.
Rustam berharap, pihak kepolisian mengusut kasus ini dengan adil. Pihaknya menyerahkan proses hukum ke LBH Ansor.
"Saya serahkan seluruhnya kepada yang dampingi kita, LBH Ansor. Mau ambil langkah apa pun, sudah kita serahkan sepenuhnya ke mereka," imbuhnya.
Ayah David Latumahina, Jonathan Latumahina Terima Permintaan Maaf Pelaku Penganiayaan Anaknya
Sosok David Latumahina menjadi perbincangan warganet, setelah dikabarkan dalam keadaan tak sadarkan diri setelah dianiaya oleh anak seorang pejabat pajak. Sedangkan David adalah anak dari Jonathan Latumahina, salah seorang pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor.
Pelaku penganiayaan bernama Mario Dandy Satrio, anak pejabat di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta Selatan, David saat ini masih dirawat di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan. Bahkan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor yang juga Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas atau kerap disapa Gus Yaqut menjenguk David yang merupakan putra dari kadernya.
Dalam unggahan Instagramnya, Gus Yaqut terlihat mengusap kepala David yang masih terkapas di kasur rumah sakit. Selain itu meski keluarga pelaku sudah meminta maaf kepada pengurus GP Ansor, Jonathan Latumahina, yang merupakan ayah dari David. Ia pun memaafkan namun proses hukum tetap berjalan.
Melansir akun Twitter @GunRomli dan sejumlah sumber lainnya, Jonathan Latumahina yang akrab dipanggil dengan nama Jo termasuk aktif di GP Ansor. GP Ansor merupakan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang fokus pada kepemudaan dan kemasyarakatan.
Ayah David ini sering mendampingi individu yang membutuhkan bantuan dalam proses hukum. Pria bertato ini juga aktif di sejumlah media sosial, seperti di Twitter lewat akun @seeksixsuck, akun Tiktok @qitmr.25, dan Facebook.. Ada warganet yang menuliskan kalau Jo seorang mualaf tapi hal itu bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Akibat peristiwa yang menimpa putranya, Jonathan Latumahina telah menegaskan jika dirinya tak akan menempuh jalur damai untuk Mario Dandy Satriyo atau Dandy. Ungkapan itu telah dibagikan oleh Jonathan lewat akun Twitter miliknya.
"Keluarga pelaku semalam datang minta maaf, saya maafkan. Saya hanya meniru anak saya yang sangat pemaaf. Dan mohon maaf juga, proses hukum sudah bergulir. Kita punya tanggung jawab masing2, mohon doanya sampai saat ini david belum siuman." tulisnya di Twitter @seeksixsuck, Rabu, 22 Februari 2023.
Reporter:Â Lydia Fransisca/Merdeka
Advertisement