Liputan6.com, Jakarta - Saat mendengar kata episentrum mungkin yang terlintas adalah mengenai bencana gempa bumi.Apalagi Indonesia terletak di wilayah yang rawan gempa bumi.
Indonesia dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Seiring gempa bumi ada juga istilah-istilah yang berkaitan. Hal ini juga menarik untuk diketahui mengenai istilah yang berkaitan dengan gempa bumi. Salah satunya episentrum. Lalu apa itu episentrum? Berikut sekilas ulasan mengenai episentrum yang dikutip dari berbagai sumber:
Baca Juga
Pengertian episentrum
Berdasarkan KBBI.web.id, episentrum adalah titik pada permukaan bumi yang terletak tegak lurus di atas pusat gempa yang ada di dalam bumi.
Advertisement
Dikutip dari uny.ac.id, episentrum adalah titik atau garis di permukaan bumi sebagai tempat gelombang gempa dirambatkan ke wilayah di sekitarnya. Letak episentrum adalah tegak lurus terhadap hiposentrum. Adapun hiposentrum ini titik di bawah tanah, tepat di tempat bebatuan berguncang, dan menyebabkan gempa bumi disebut pusat.
Sementara itu, mengutip Merdeka.com, Jumat, (24/2/2023), episentrum adalah istilah yang sering disebut untuk menunjukkan titik pusat gempa. Akan tetapi, secara ilmu, episentrum adalah titik permukaan bumi yang paling banyak mengalami guncangan gempa.
Apa contoh episentrum?
Mengutip study.com, episentrum biasanya adalah titik di permukaan bumi tempat terjadinya guncangan dan kerusakan paling parah akibat gempa bumi.
Apa hiposenter dan episentrum gempa bumi?
Hiposenter adalah lokasi di kedalaman tempat gempa pertama kali terjadi. Episentrum adalah titik di permukaan tepat di atas hiposenter gempa.
Episentrum ini tak lain dari permukaan bumi yang menerima getaran kuat karena terletak di atas hiposenter. Jadi episentrum lebih mudah dideteksi ketimbang hiposenter yang menjadi titik fokus pergerakan lempeng yang menimbulkan gempa bumi.
.
Hiposenter dan Episentrum Gempa
Ketika gelombang seismic menghantam permukaan saat terjadi gempa, episentrum adalah tempat pertama yang akan merasakan pergerakan atau guncangan ini, demikian dikutip dari Merdeka.com.
Akan tetapi, hal itu tidak selalu terjadi jika pecahnya gempa bumi sangat besar, lokasi hiposenter awal mungkin menjadi salah satu dari beberapa lokasi di mana energi dilepaskan.
Contoh, gempa bumi di mana goncangan lebih parah jauh dari pusat gempa adalah Gempa Alaska 2002. Kerusakan paling banyak terjadi 330 KM timur dari pusat gempa di ujung lain patahan.
Hiposenter Gempa
Hiposenter adalah lokasi di mana gempa bermula dari suatu lokasi di dalam bumi. Saat gempa bumi dimulai, dua sisi patahan bergerak melawan satu sama lain dan melepaskan tekanan.
Sesar adalah zona rekahan antara dua blok batuan atau sering kali dua lempeng tektonik. Hal ini karena suatu error atau kesalahan, blok dibiarkan bergerak relatif satu sama lain. Ketika gerakan terjadi dengan cepat, saat itulah terjadi gempa bumi. Hiposenter terjadi di mana gerakan atau slip ini pertama kali dimulai.
Kedalaman hiposenter menentukan seberapa dangkal atau dalam gempa itu. Gempa bumi dangkal cenderung lebih merusak, karena energi yang dilepaskan lebih dekat ke permukaan, menyebabkan goncangan lebih parah.
Gempa dangkal biasanya memiliki rentang kedalaman 0-70 KM. Gempa sedang mempunyai rentang kedalaman 70-300 KM. Sedangkan gempa dalam memiliki rentang kedalaman di bawah 300 KM. Walau jangkauan dangkal mulai dari 0 KM, gempa bumi tidak dapat terjadi di permukaan bumi. Dua blok batu harus meluncur untuk menghasilkan gempa.
Advertisement
Perbedaan Episentrum dan Hiposenter
Dengan demikian, episentrum adalah permukaan titik pusat gempa. Sedangkan hiposenter adalah titik gempa yang pertama dimulai dari dalam bumi. Baik episentrum dan hiposenter menunjukkan aktivitas getaran gempa.
Akan tetapi, satu fokus yang menjadi perbedaan adalah letak terjadinya guncangan gempa. Hiposenter terjadi di dalam bumi, sedangkan episentrum merujuk pada tempat pertama di permukaan bumi yang mengalami guncangan.
Namun, letak episentrum belum tentuk menunjukkan hiposenter gempa, meski biasanya episentrum berada di atas fokus hiposenter. Hal ini terutama jika gempa yang terjadi sangat besar dan menyebar ke daerah yang luas.
Dengan demikian, hiposenter awal menyebabkan guncangan energi terjadi ke beberapa wilayah. Sehingga tidak menutup kemungkinan episentrum di wilayah lain yang bukan tepat di atas hiposenter justru mengalami guncanagn lebih besar dan parah.
Repoter: Ayu Isti
Sumber: Merdeka