Sukses

Pilotnya Disandera KKB Papua, Susi Pudjiastuti Minta Dilepaskan Tanpa Syarat

Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti meminta agar kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, membebaskan pilotnya, Kapten Philips Mark Methrtens, yang disander tanpa syarat apapun.

Liputan6.com, Jakarta Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti meminta agar kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, membebaskan pilotnya, Kapten Philips Mark Methrtens, yang disander tanpa syarat apapun.

"Kita tetap berharap dan berdoa pilot kita bahwa akhirnya pilot kita Kapten Philips bisa dibebaskan tanpa syarat kalau bisa," ucap Susi dalam jumpa pers di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).

Dia berharap, Kapten Philips segera bebas usai disandera pada 7 Februari 2023 lalu atau terhitung telah 22 hari. Sebab, insiden ini merupakan suatu suatu kehilangan yang besar dan turut berdampak kepada Maskapai Susi Air dan masyarakat Papua.

"Sebuah kehilangan yang sangat besar tapi lebih, menurut saya adalah humanity, kemanusiaan, dan hak-hak masyarakat memenuhi kebutuhan pokoknya," ungkap Susi.

Dia pun membantah rumor, kaptennya tersebut ke KKB Papua di Nduga, Papua Pegunungan.

"Beredar rumor bahwa apa katanya, itu sangat tidak benar yang mengatakan bahwa Philips Marthin bersama dengan OPM atau apa, tidak ada," kata Susi.

Dia menegaskan, sangat mengenal Sosok Philips yang telah bekerja kurang lebih 10 tahun di maskapai Susi Air sejak 2012 hingga memiliki istri asal Pangandaran, Jawa Barat yang pernah bekerja di perusahaan Susi Air.

"Karena dia seorang bapak rumah tangga. Saya kenal pribadi dengan keluarga istrinya, Philips kerjasama saya dari tahun, hampir 10 tahun kan dia bekerja dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Kemudian keluar, kemudian kembali tahun 2020," ujar Susi.

 

2 dari 2 halaman

Masih Proses Penyelamatan

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan kendala penyelamatan pilot Susi Air, Capten Philips Mark Mehrtens dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Menurutnya, KKB tersebut bercampur dengan penduduk. Sehingga, aparat harus hati-hati melakukan operasi penyelamatan Philips.

"Diusahakan dicari karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat sehingga TNI harus hati hati di dalam melaksanakannya tugasnya atau menyelamatkan itu," kata Yudo di Mako Paspampres, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2023).

Yudo menjelaskan, KKB tersebut memakai strategi berpindah-pindah titik yang bercampur dengan warga. Maka dari itu, operasi penyelamatan bukan hal mudah.

Yudo mengaku tak ada target waktu tertentu untuk menyelamatkan Philips. Sebab, kondisi di lapangan tidak mudah lantaran KKB berlindung di masyarakat. TNI tidak ingin malah penduduk yang menjadi korban.

"Kita enggak ada target ini wong apa tadi loh di lapangannya tidak mudah langsung di suatu tempat yang diambil langsung kan tidak," ujarnya

"Itu tadi mereka berlindung selalu dengan masyarakat apa namanya, malah dengan anak-anak, ya kita usahakan ya sedapat mungkin kita laksanakan secara persuasif, ya kita tidak mau masyarakat menjadi korban karena itu," tambah dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com