Sukses

Cerita Penyintas Kebakaran Depo Plumpang: Terpisah dengan Ibu, Bawa Anak Lari Telanjang Kaki

Warga mencium bau gas yang sangat menyengat sebelum terjadi kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Malam itu pukul 20.00 WIB, hujan deras baru saja mereda. Mursinih yang berusia 44 tahun ini mencium bau menyengat. Dia curiga, aroma yang sangat menusuk ini berbeda dengan bau bensin saat ada pengisian bahan bakar di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.

Warga di sekitar tempatnya tinggal mulai memberi peringatan untuk mempersiapkan barang berharga bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Mursinih pun bergegas memasukkan surat-surat berharga ke dalam tasnya.

“Ada peringatan dari warga supaya bersiap karena aromanya sangat menusuk hidung, ini tidak biasa,” kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Posko Pengungsian Gedung Golkar Walang Baru Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023).

Mursinah hanya bersama putranya yang masih duduk di bangku TK. Sang anak juga dalam keadaan demam dan baru saja tertidur. Dia lalu coba membangunkan sang putra untuk segera beranjak dari rumah mencari tempat aman, menjauh dari lokasi Depo Plumpang.

“Saya langsung berjalan ke arah sekolah, menjauh sekitar 1 kilometer. Barulah saya dengar ada ledakan, saya merasakan getaran dan melihat api,” tutur dia.

Menurut Mursinah, rumahnya yang berada di RT 11 hanya berbeda gang dari lokasi kejadian. Diketahui lokasi terdampak kebakaran terhebat berada di Jalan Tanah Merah Bawah, RT 012/RW 009, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Saking paniknya, Mursinah dan sang anak bahkan tidak sempat mengenakan alas kaki saat berlari mencari tempat aman.

 

2 dari 3 halaman

Terpisah dari Ibu

Bahkan saat itu dia tidak tahu bagaimana nasib sang ibu yang sedang tidak bersamanya. Beruntung Marsinah bisa bertemu ibunya di lokasi pengungsian.

“Di rumah hanya ada saya dan anak, kebetulan suami sudah tidak ada. Tapi saya juga tinggal sama mama, hanya saat itu beliau sedang keluar, jadi saat kejadian kami terpisah sebelum bertemu kembali di Posko Golkar ini,” cerita dia haru.

Dia mengaku situasi api yang membesar terjadi sangat cepat. Kencangnya angin diyakini membuat api cepat menyebar ke segala arah. Bahkan dia merasa situasi semalam lebih hebat dari insiden serupa yang pernah terjadi pada 2017.

“Saya tinggal di sana dari kecil, 2017 saya juga merasakan insiden kebakaran di depo. Tapi kali ini lebih hebat,” ucap Mursinah.

 

3 dari 3 halaman

Ingin Kembali ke Rumah

Pagi ini kondisi api sudah dinyatakan padam total. Mursinah bersyukur rumahnya tidak terkena imbas dari bencana kebakaran hebat tersebut.

Meski listrik di rumah belum bisa beroperasi, dia dan anak ingin kembali ke rumah untuk beristirahat.

“Normalisasi listrik pasti lama, tapi mau coba kembali ke rumah melihat apa yang bisa dirapikan dan istirahat karena semaleman di pengungsian tidak bisa tidur, apalagi anak lagi sakit. Semoga lekas membaik situasi,” katanya menutup.