Sukses

Ibu Bunuh Anak Kandung di Jaktim Serahkan Diri ke Polisi

Dugaan motif sementara, pelaku merasa malu karena kemaluan korban yang mengecil usai disunat tahun lalu. Korban tewas seketika.

DA (8,5) tewas dibunuh ibu kandungnya, RP (38) di kama mandi. Dugaan sementara, pelaku merasa malu karena kemaluan korban yang mengecil usai disunat tahun lalu.

"Kejadian sekitar jam 13.00 WIB, korban kelas 3 SD," kata Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto melalui pesan singkat, Selasa (26/2/2013).

Bocah kelas 3 Sekolah Dasar itu tewas di kediamannya di Jakarta Timur. Seakan sadar akan perbuatan membunuh anaknya, pelaku menyerahkan diri ke Polres Metro Jakarta Timur. Karena perbuatannya ini tersangka dapat dikenai ancaman hukuman maksimal 15 tahun.

"Kemudian ibu korban menyerahkan diri ke Polres Metro Jaktim. Sewaktu petugas datang di TKP, posisi korban sudah dalam posisi ditidurkan dan ditutupi kain warna coklat, koraban ditunggui kakaknya," jelas Rikwanto.

Kepolisian melalui Polsek sekitar menyatakan, alasan pelaku karena merasa malu dengan kemaluan anaknya yang mengecil setelah disunat.

"Untuk sementara, motifnya karena pelaku merasa depresi dan malu dengan kemaluan anaknya yang sehabis di sunat semakin kecil," kata Kompol Azhar Nugroho, Kapolsek sekitar, saat ditemui di lokasi, Selasa (26/2) sore.

Azhar menjelaskan, saat menyerahkan diri ke petugas di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Timur, pelaku mengungkapkan dirinya depresi dan malu lantaran kelamin anaknya terus mengecil usai menjalani sunat di kampung halaman mereka di daerah Grobogan, Jawa Tengah, Desember 2012 silam.

Kondisi kelainan itu, kata Azhar, terus berlangsung, meski keluarga telah membawa korban ke dokter di daerah Bekasi beberapa waktu lalu. Pembunuhan terjadi saat sang suami belum pulang bekerja sebagai sales sebuah perusahaan air minum. 

 

*** PERBAIKAN BERITA

Berita di atas sudah diperbaiki oleh redaksi, Senin 14 Desember 2020, karena adanya keberatan dari pembaca. Setelah menelaah dan mendiskusikannya, redaksi mengambil langkah untuk memperbaiki isi berita dengan menghilangkan beberapa bagian yang merujuk pada identitas pembaca tersebut. Redaksi turut berbelasungkawa atas peristiwa tersebut dan memohon maaf bagi pihak yang dirugikan