Sukses

Cerita Pedagang Kusen Rugi Ratusan Juta Akibat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Sejak kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Syairuddin tidak bisa tidur dan makan. Ia memikirkan nasib yang kini sudah tak punya apa-apa lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Syairuddin (54), pedagang kusen merugi ratusan juta akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Rumah dan seisinya ludes dilalap si jago merah.

Syairuddin merupakan satu dari beberapa warga yang masih ogah tinggal di posko pengungsian. Dia mengenakan kemeja hijau dan celana pendek yang sudah lusuh, berdiri di dekat rumahnya yang sudah luluh lantah.

Sejak kebakaran terjadi, Syairuddin tidak bisa tidur dan makan. Ia memikirkan nasib yang kini sudah tak punya apa-apa lagi.

"Nongkrong saja di sini sing-malam, nggak bisa tidur, nggak bisa makan," kata Syairuddin saat ditemui, Minggu (5/3/2023).

Syairuddin mengatakan, kebocoran pipa pernah terjadi pada 2009. Namun, kali ini terbilang dahsyat bahkan sampai menelan korban jiwa.

"Sekarang banyak korbannya, dulu nggak sampai merembet," ujar Syairuddin.

Syairuddin ingat, Jumat 3 Maret 2023 ba'da Magrib sedang kumpul-kumpul dengan warga di pos RW 08. Hujan turun rintik-rintik disertai petir. Kala itu, Syairuddin berniat menyudahi kongko dengan warga dan hendak pulang ke rumah.

Tiba-tiba terdengar suara alarm yang memekakan telinga "ngiiinggg'" begitu suara ditirukan Syairuddin.

Dia menjelaskan, bunyi alarm dibarengi bau bensin dan gas yang sangat menyengat. Syairuddin belari ke rumah. Ia hendak mencari adiknya dan menyelamatkan barang-barang berharga. Niat diurungkan setelah diingatkan rekannya.

"Saya ditanya mau ke mana din, 'mau selamatkan barang-barang dan cari adik saya'. Katanya begitu. Jangan kak, jangan paksakan diri. Saya langsung ditarik," ujar Syairuddin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semuanya lenyap...

Tak lama kemudian, api mulai muncul dan Syairuddin sambil menutup hidung dengan tangan lari ke arah Selatan.

"Saya sampai mual-mual. Berapa kali rubuh saya. Bau gas nggak kuat," ujar dia.

Setibanya di Kelapa Gading, Syairuddin kebingungan. Adiknya tidak diketahui keberadaannya. Ia juga tak membawa alat komunikasi apalagi uang.

"Sepeser pun tidak kantongi. Habis salat mana tahu ada musibah begini," ujar dia.

Syairuddin memutuskan kembali ke rumah pada pukul 01.00 WIB, Sabtu (4/3/2023). Situasi masih tidak kondusif. Petugas pemadam masih berjibaku menjinakkan amukan si jago merah.

"Masih ada api. Mobil pemadam masih ada. Saya di sini saja berdiri," ujar dia.

Syairuddin syok melihat kondisi rumahnya yang hangus terbakar. Tak adalagi barang-barang yang bisa terselamatkan. Yang tersisa hanyalah bangkai sepeda motor yang terpakir di dekat rumah.

"Semuanya sudah lenyap," ujar dia.

Sehari-hari, Syairuddin mengantungkan hidup dari jualan kusen pintu. Namun, semua sudah habis terbakar. Ia pun bingung harus bagaimana.

"Kusen, duit dan perhiasan habis semua. Ini saya masih bingung, trauma, ngungsi belum tenang. Pakaian pinjem. Duit sepeser nggak pegang," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.