Sukses

Usut Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Polisi Sudah Periksa 24 Saksi

Polisi terus mengusut peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara. Sejauh ini sudah 24 saksi yang diperiksa atas kasus tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus mengusut peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara. Sejauh ini sudah 24 saksi yang diperiksa atas kasus tersebut.

“24 orang yang telah dimintai keterangan tersebut terdiri dari operator supervisor sebanyak delapan orang, kemudian security sebanyak dua orang dan dari saksi masyarakat sebanyak 14 orang, sehingga jumlahnya ada 24 orang,” tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).

Sebanyak 256 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang masih mengungsi di tiga pos pengungsian per hari ini, Rabu, (8/3/2023).

Para pengungsi tersebut berada di Kantor PMI Jakarta Utara sebanyak 157 jiwa. Lalu, di RPTRA Rasela terdapat 19 orang dan di Posko Pengungsian RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan berjumlah 80 orang.

"Menurut data BPBD DKI hingga pukul 06.00 WIB, termasuk tambahan posko pengungsian yang dekat lokasi rumah penduduk, tercatat jumlah pengungsi saat ini sebanyak 256 jiwa," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.

Menurut Isnawa, Pemprov DKI Jakarta masih terus berupaya melakukan penanganan terbaik bagi korban dan pengungsi bencana kebakaran di Depo Pertamina Plumpang. Termasuk memastikan kondisi korban dan pengungsi mendapatkan kebutuhan dasarnya, seperti makanan dan pakaian melalui bantuan yang diberikan.

Adapun, kata Isnawa, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, korban meninggal berjumlah 19 orang. Sedangkan, 35 orang sedang dalam penanganan tim medis di sembilan rumah sakit.

Kemudian, ujar Isnawa, berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta di Plumpang, Posko PMI Jakarta Utara, dan RPTRA Rasela telah melayani 273 layanan, di antaranya cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP), cetak Kartu Keluarga (KK), pendaftaran Identitas Kependudukan Digital (IKD), permohonan akta lahir, dan konsultasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BPDB Terjunkan 50 Personil

Lebih lanjut, Isnawa menyampaikan bahwa BPBD DKI Jakarta pun telah mengirimkan setidaknya 50 personil dan membangun dua tenda pengungsi di RPTRA Rasela dan Wali Kota Jakarta Utara. Selain itu, sejumlah bantuan pun telah disalurkan kepada warga terdampak.

"BPBD juga telah mendistribusikan bantuan berupa air mineral, sarung, selimut, mukena, terpal, matras, family kit, kidsware, sandang, kantong jenazah, sabun batangan, wipol, hand sanitizer, masker, kipas angin, alas tenda dan megaphone," rinci Isnawa.

Selanjutnya, papar Isnawa, telah diserahkan pula bantuan dari Dinas Sosial DKI Jakarta untuk penyintas kebakaran di Kelurahan Rawa Badak Selatan.

"Bantuan berupa pangan, yaitu beras, mie instan, ikan kaleng dan kecap. Kemudian, sandang berupa kaos, daster, pakaian dalam pria dan wanita, selimut serta handuk. Juga lainnya berupa matras, terpal, air mineral, pampers dewasa, makanan siap saji dan biskuit," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Identifikasi Jenazah

Tim DVI dari kedokteran RS Polri Kramat Jati masih berusaha mengidentifikasi sisa tujuh jenazah dan satu body part atau potongan tubuh dari korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Sebab, ada kendala yang dialami tim dalam proses identifikasi korban.

"Kendala kami adalah kondisi jenazah dimana kondisi jenazah, kebanyakan yaitu terbakarnya sempurna gitu," kata Karo Lab Pusdokkes Polri Brigjen Prima Heru saat jumpa pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa 7 Maret 2023.

Atas kendala itu, Prima mengatakan pihaknya perlu melakukan pendalaman pemeriksaan dan ketelitian guna proses identifikasi terhadap ketujuh korban tersebut.

"Jadi itu mungkin ada kroscek-kroscek atau pemeriksaan lebih lanjut, jangan sampai hasilnya tidak memuaskan, itu kendala kami," ucap Prima.

Sehingga, Prima menyatakan belum bisa memberikan target waktu dalam proses penyelesaian identifikasi. Karena, proses saat ini hanya menggunakan cara terakhir yakni memanfaatkan DNA dari para korban.

"Sehingga kita mengandalkan metode terakhir yang dapat diandalkan yaitu DNA. Jadi minimnya data antemortem. Memang ada beberapa keluarga yang kita panggil kembali untuk dilakukan pendalaman mengenai identitas lebih spesifik data antemotremnya dapat kita lakukan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.