Sukses

Mahfud MD dan 300 T Trending di Twitter Setelah Ungkap Uang 'Siluman' yang Libatkan 460 Pegawai Kemenkeu

Mahfud MD mengungkap adanya uang 'siluman' di kalangan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang nilainya mencapai Rp 300 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, dan 300 T menjadi topik perbincangan panas warga Twitter.

Sampai-sampai, keyword Mahfud MD sudah dicuitkan sebanyak 17,4 ribu kali. Sedangkan kata kunci 300 T sudah mencapai angka 42 ribu tweets.

Adapun nama Mahfud MD menjadi trending topic terkait dengan pernyataannya dirinya, soal pergerakan dana mencurigakan mencapai 300 T atau Rp 300 triliun.

Mengutip kanal News Liputan6.com, Kamis (9/3/2023), Mahfud MD mengungkap adanya transaksi mencurigakan di kalangan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang nilainya mencapai Rp 300 triliun.

Dia mengatakan, transaksi tersebut melibatkan 460 orang dan sudah terjadi sejak 2009. "Itu tahun 2009 sampai 2023, ada 160 laporan lebih, itu tidak kemajuan informasi. Sudah diakumulasi semua melibatkan 460 orang lebih di kementerian itu," ujar Mahfud dalam keterangannya, Kamis (9/3/2023).

"Sejak 2009, karena laporan tidak diupdate tidak diberi informasi, respons. Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus. Kayak Rafael Alun Trisambodo, Rafael itu kasus sudah dibuka, lho ini sudah dilaporkan dulu kok didiemin, baru sekarang," kata Mahfud.

Sontak kabar tentang uang 'siluman' yang melibatkan 460 pegawai Kemenkeu tersebut menyulut reaksi warganet.

Berikut ini adalah beberapa rangkuman cuitan warga Twitter terkait trending topic Mahfud MD dan 300 T.

"Dan lagi…ditemukan pergerakan transaksi mencurigakan sebesar Rp 300 Triliun di lingkungan Kementerian Keuangan yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai…Sudah saatnya bersih-bersih sampe ke akar2 nya Pak…," tulis @D_herm****

"Machfud MD : Transaksi mencurigakan di Kemenkeu Rp. 300 T melibatkan 460 orang. Klo dibagi rata, nyaris 1 org hampir Rp. 650 M. Jadi ASN sampai pensiun, mati, hidup lg jd ASN, pensiun, mati dan hidup lg sampai 7x gak bakalan pny duit segitu. Betul nggak..??" kata @noer****

"Gegara 2 bocah ini, terbongkar MEGA SKANDAL kementerian Keuangan 300 T via PPATK dan Mahfud MD :)," cuit @Bos****

"Luar biasa emang efek kasus David, Dandy ini, berawal dari kasus pengeroyokan, sampai merembet kemana2, yg terbaru mulai terendus transaksi di Kemenkeu yg sampai 300 T, wadidaw edan," papar @Yare****

"Belum kelar 500 M, muncul lagi 300 T DJP & Bea Cukai," ujar @Bos****

 

2 dari 4 halaman

Apresiasi Sri Mulyani

Menko Polhukam Mahfud MD (tengah) didampingi Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyampaikan keterangan terkait situasi Papua usai penetapan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka kasus korupsi di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (19/9/2022). Menurut Mahfud MD, situasi di Papua memanas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski demikian, Mahfud mengapreasiasi gerak cepat Menkeu Sri Mulyani dalam menghadapi polemik ini. Sri Mulyani bahkan langsung memecat Rafael Alun Trisambodo.

"Menurut saya, saya sangat hormat dan salut pada Bu Sri Mulyani yang begitu hebat itu, untuk membersihkan itu, sudah lama, mengambil tindakan cepat, tapi menumpuk sebanyak itu, karena bukan Sri Mulyani itu, ganti menteri sudah empat kali sejak 2009, enggak bergerak dan keirjenan baru memberi laporan kalau dipanggil kali," kata Mahfud.

Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana membenarkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud Md soal adanya transaksi janggal para pejabat di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang mencapai Rp 300 triliun.

Ivan menyebut laporan hasil analisis terkait sudah dia sampaikan ke pihak Kemenkeu sejak 2009.

"Sudah kami serahkan ke Kemenkeu sejak 2009 sampai 2023," ujar Ivan.

 

3 dari 4 halaman

Geger Transaksi Fantastis Rp 300 Triliun di Kemenkeu

Menko Polhukam Mahfud Md menanggapi vonis ringan Richard Eliezer di kasus pembunuhan berencana Brigadir J. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Satu per satu transaksi mencurigakan pejabat di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diungkap ke publik. Tak tanggung-tanggung transaksi mencurigakan pejabat di kementerian yang dipimpin Sri Mulyani ini mencapai Rp 300 triliun, fantastis!

Adalah Menko Polhukam Mahfud Md yang mengungkapnya saat berkunjung ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Awalnya Mahfud membahas soal transaksi mencurigakan mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo yang mencapai Rp 500 miliar.

Transaksi mencurigakan Rafael menurut Mahfud sudah mulai diselisik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan, oleh KPK sudah mulai masuk ke penyelidikan.

"KPK sudah mulai menyelisik satu-satu, kemudian saya juga sudah menyampaikan laporan lain di luar yang Rp 500 miliar," ujar Mahfud di UGM Yogyakarta, Rabu (8/3/2023).

Mahfud menyebut, di luar transaksi mencurigakan Rp 500 miliar Rafael Alun, ada juga transaksi janggal di kalangan pejabat Kemenkeu. Nilainya mencapai Rp 300 triliun. Mayoritas ada di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kemenkeu.

"Saya sudah dapat laporan yang pagi tadi terbaru malah ada pergerakan mencurigakan sebesar Rp 300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan. Itu yang hari ini," kata Mahfud.

 

4 dari 4 halaman

Kepala PPATK Benarkan Pernyataan Menko Polhukam

Menkopolhukam selaku Ketua Dewan Pengarah Satgas BLBI, Mahfud MD, melaporkan telah menyita 587 aset tanah eks BLBI milik obligor/debitur dari Grup Texmaco seluas 4,79 juta meter persegi.

Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana membenarkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud Md itu.

Ivan menyebut laporan hasil analisis terkait sudah dia sampaikan ke pihak Kemenkeu sejak 2009.

"Sudah kami serahkan ke Kemenkeu sejak 2009 sampai 2023," ujar Ivan saat dikonfirmasi, Rabu (8/3/2023).

Mahfud menyayangkan pihak Kemenkeu tak langsung menindaklanjuti laporan PPATK tersebut. Menurut Mahfud, bukan hanya kali ini kejanggalan transaksi mencurigakan ditindaklanjuti saat sudah ramai dipublikasi.

Seperti saat KPK mengungkap mantan pejabat pahak Angin Prayitno Aji.

"Tapi, sejak tahun 2009. Karena laporan tidak diupdate, tidak direspons. Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus," kata Mahfud Md.

"Kayak yang Rafael, Rafel itu kasus sudah dibuka, lho ini sudah dilaporkan dulu kok didiemin, baru sekarang. Dulu Angin Prayitno, sama. Enggak ada yang tahu sampai ratusan miliar, diungkap oleh KPK, baru dibuka."

(Ysl/Isk)