Sukses

Riau Banjir, Sekolah Libur

Selain menggenangi rumah penduduk, banjir di Riau juga merendam sejumlah bangunan sekolah. Siswa di sana terpaksa diliburkan karena alat transportasi tak bisa menuju sekolah.

Liputan6.com, Pekanbaru: Hujan deras terus mengguyur Riau dalam beberapa hari terakhir. Ini membuat air Sungai Kampar meluap. Akibatnya, Kabupaten Kampar, Sengingi, Pelalawan, dan Indragiri Hulu terendam air. Selain merendam pemukiman penduduk, air juga menggenangi gedung-gedung sekolah. Kondisi ini membuat sejumlah sekolah menghentikan aktivitas belajar mengajar. Demikian pengamatan SCTV, baru-baru ini.

Bahkan, para siswa di kawasan Buluh Cina, Kecamatan Siak, Kampar, terpaksa kembali pulang ke rumah karena ruang kelas mereka terendam air. Pihak sekolah memutuskan meliburkan aktivitas belajar, menyusul ketinggian air yang mulai meningkat. Camat Siak Hulu Ramli juga bingung karena alat transportasi buat siswa dan guru sudah tak bisa berfungsi maksimal.

Meluapnya Sungai Kampar adalah yang keempat kali sejak Desember 2002. Musibah ini membuat sejumlah ruas jalan di Riau putus. Warga khawatir putusnya jalan akan melumpuhkan pasokan barang-barang kebutuhan pokok ke sejumlah daerah. Apalagi, jalan yang menghubungkan kawasan Pekan Heran dan Desa Redang, Indragiri Hulu sudah tak bisa dilewati kendaraan sejak dua hari silam. Bahkan, banjir sudah memutuskan jalan Desa Redang menuju Danau Baru sejak kemarin.

Kondisi jalan yang menghubungkan Pekanbaru dan Desa Buluh Cina juga sudah sangat mengkhawatirkan. Badan jalan di sana sudah terkikis air banjir. Jika banjir tak surut dalam beberapa hari mendatang, bukan tak mungkin ruas jalan menuju Desa Buluh Cina juga akan terputus.

Sedangkan di Kabupaten Singingi, jalan Desa Kuntu sepanjang 10 kilometer yang menghubungkan 21 desa juga digenangi air. Akibatnya, menurut Koordinator Posko Penanggulangan Banjir Kabupaten Indragiri Hulu Irsyadin Nas, bantuan untuk korban banjir terpaksa disalurkan dengan menggunakan sampan. Namun, cara ini dinilai tak efektif. Selain menambah biaya, penggunaan sampan juga memperlambat bantuan bahan-bahan kebutuhan pokok untuk para korban banjir.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini