Sikap pemerintah yang seolah tidak paham atas persoalan yang terjadi di Papua sangat disesalkan. Terakhir terjadi penembakan yang menewaskan 8 anggota TNI dan 4 warga sipil.
"Patriotisme kita itu seperti sedang kehilangan arah. Papua demikian jauh perkembangannya, terjadi berkali-kali pelangaran HAM, terjadi baku tembak antar anak bangsa, terjadi eksploitasi freeport McMoran, korporasi asing yang habis-habisan di negeri kita itu, tapi sayang sekali pemerintah pusat itu sepertinya tidak paham masalahnya," kata Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Menurut dia, penanganan Papua diperlukan dialog antar-masyarakat tanpa melibatkan asing. Sebab akan terulang kembali seperti Aceh dan Timor Timur yang lepas dari NKRI.
"Jadi kita tidak boleh terlambat. Solusinya bukan militer. Tapi dengan pemecahan yang dialogis yang setara dengan anak bangsa dicari yang sebaik-baiknya. Tapi intinya NKRI harus utuh. Jadi pengalaman refrendum ala Timtim tidak boleh kita ulangi. Juga mengudang unsur asing seperti Aceh malah membuat ribut dari pada kejernihan," ujar Amien.
Dia menilai persoalan masalah masa depan Papua sudah sangat memprihatinkan. Bahkan masalah Papua sudah menarik perhatian dunia. Berbagai jaringan ke luar negeri telah dibuat bagi warga Papua yang hendak keluar dari NKRI.
"Kawan-kawan kita yang ingin membebaskan Papua itu kelihatannya sudah menang secara diplomatik dengan membuat jaringan intelektual melalui kampus dunia dan juga sudah mendaftarkan untuk refrendum ke PBB," tutur Amien. (Sss)
"Patriotisme kita itu seperti sedang kehilangan arah. Papua demikian jauh perkembangannya, terjadi berkali-kali pelangaran HAM, terjadi baku tembak antar anak bangsa, terjadi eksploitasi freeport McMoran, korporasi asing yang habis-habisan di negeri kita itu, tapi sayang sekali pemerintah pusat itu sepertinya tidak paham masalahnya," kata Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Menurut dia, penanganan Papua diperlukan dialog antar-masyarakat tanpa melibatkan asing. Sebab akan terulang kembali seperti Aceh dan Timor Timur yang lepas dari NKRI.
"Jadi kita tidak boleh terlambat. Solusinya bukan militer. Tapi dengan pemecahan yang dialogis yang setara dengan anak bangsa dicari yang sebaik-baiknya. Tapi intinya NKRI harus utuh. Jadi pengalaman refrendum ala Timtim tidak boleh kita ulangi. Juga mengudang unsur asing seperti Aceh malah membuat ribut dari pada kejernihan," ujar Amien.
Dia menilai persoalan masalah masa depan Papua sudah sangat memprihatinkan. Bahkan masalah Papua sudah menarik perhatian dunia. Berbagai jaringan ke luar negeri telah dibuat bagi warga Papua yang hendak keluar dari NKRI.
"Kawan-kawan kita yang ingin membebaskan Papua itu kelihatannya sudah menang secara diplomatik dengan membuat jaringan intelektual melalui kampus dunia dan juga sudah mendaftarkan untuk refrendum ke PBB," tutur Amien. (Sss)