Sukses

Ikut Program Rising Fellowship, Wako Fadly Amran Promosikan Padang Panjang di Singapura

Fadly Amran didaulat untuk menyampaikan Closing Remarks mewakili delegasi Second Rising Fellowship di depan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, jajaran Kementerian Luar Negeri Singapura, Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, jajaran CSC Singapura, dan Temasek Foundation.

Liputan6.com, Padang Panjang Rising Fellowship adalah program yang digagas Presiden Joko Widodo dan PM Lee Hsien Loong pada 2018. Program 2nd Rising Fellowship diikuti Wali Kota Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano. 

Dia menjadi salah satu dari delapan kepala daerah di Indonesia yang mengikuti program tersebut selama lima hari (6-10 Maret) di Singapura. Wako Fadly dan tujuh kepala daerah lainnya mendapati pengalaman yang bermanfaat, seperti mendapat masukan dari para pejabat tinggi Singapura, serta melakukan peninjauan langsung ke lapangan.

Fadly menyampaikan kesan-kesan saat mewakili para kepala daerah pada acara penutupan program di Kementerian Luar Negeri Singapura, Jumat (10/3). Dia juga mengaku bersyukur karena mendapat kesempatan mengikuti program tersebut. 

"Kami sungguh merasa bersyukur karena diluar dugaan, kami bisa mendapat kesempatan untuk bertukar pikiran langsung dengan Wakil Perdana Menteri, Lawrence Wong dan juga menteri-menteri Singapura. Kami bisa melihat bagaimana para anggota parlemen Singapura bertemu dengan para konstituen secara rutin. Kami juga berkesempatan untuk melihat bagaimana Singapura mengembangkan teknologi dan penataan kotanya," kata Fadly.

Dalam kesempatan itu, Fadly juga mempresentasikan Kota Padang Panjang serta potensi yang ada di Kota Serambi Mekkah ini. 

"Dari program ini, saya banyak belajar dan mendapatkan ide bagaimana selanjutnya membangun daerah kami. Saat ini kami sedang berjuang untuk kemajuan Pasar Pusat yang ada di Padang Panjang," ujar Fadly.

Dikatakan Fadly lagi, suatu kehormatan baginya beberapa hari terakhir dapat berkumpul dan berbagi pikiran dengan beberapa tokoh, kementerian dan institusi Singapura yang difasilitasi Civil Service College (CSC) Singapore.

"Terima kasih kepada Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang telah mempercayai saya bersama dengan tujuh kepala daerah lainnya untuk dapat menjadi bagian dari Second Rising Fellowship yang diinisiasi dari pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien loong. Semoga hubungan antardua negara ini dapat semakin mendorong satu sama lain mencapai tujuan yang saling menguntungkan dimasa depan," ujar Fadly.

 

Di penghujung kegiatan, Fadly Amran didaulat untuk menyampaikan Closing Remarks mewakili delegasi Second Rising Fellowship di depan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, jajaran Kementerian Luar Negeri Singapura, Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, jajaran CSC Singapura, dan Temasek Foundation.

"Dalam pidato saya menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas hangatnya sambutan dan kinerja pelaksanaan kegiatan ini. Semoga segala ilmu yang kami dapatkan dari kegiatan ini dapat kami terapkan dalam membangun daerah kami," ujar Fadly.

Sementara itu, tujuh kepala daerah yang juga mengikuti program secara penuh adalah Wali Kota Makassar, M Ramdhan Pomanto, Bupati Banyumas, Ahmad Hussein, Bupati Banggai, Amirudin Tamoereka, Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandiani, dan Bupati Tegal, Umi Azizah. Pada saat pembukaan Senin lalu, sempat hadir Wagub Bali Tjokorda Oka Artha yang harus kembali karena ada tugas di daerahnya.

Program 2nd Rising Fellowship dibuka Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing dan ditutup Menteri Luar Negeri Vivian Balakhrisnan. Ikut hadir pada acara penutupan, Menteri Negara pada Kementerian Luar Negeri, Sim Ann.

Vivian Balakhrishnan menjelaskan, program Rising Fellowship digagas Presiden Joko Widodo dan PM Lee Hsien Loong pada 2018. Tujuannya untuk membuat platform yang memungkinkan para pemimpin muda saling bertemu dan berbagi pengalaman, sehingga bisa membangun sikap saling percaya di antara kedua bangsa.

 

Program pertama sudah dilaksanakan pada 2019, tetapi terhenti karena pandemi Covid-19. Vivian mengharapkan, program ini bisa terus berlanjut karena akan memberikan manfaat bagi peningkatan hubungan antara kedua negara.

Menlu Vivian mencatat tiga hal yang harus menjadi perhatian bersama ke depan. Pertama adalah tantangan global yang penuh ketidakpastian. Tantangan ini hanya bisa dihadapi jika bekerja sama. 

"Kedua adalah potensi besar yang dimiliki Indonesia, mulai dari penduduk muda yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan potensi ekonomi digital yang juga besar," kata Vivian seraya mengatakan Singapura ingin menjadi partner yang bisa mengoptimalkan semua potensi tersebut.

Ketiga, tambah Vivian, perlunya meningkatkan hubungan di antara warga sehingga tercipta saling percaya yang semakin kuat. 

"Hubungan di antara kedua bangsa tidak cukup hanya pada level pemerintah dan bisnis. Tetapi yang tidak kalah pentingnya, bagaimana warga di antara kedua bangsa bisa jauh lebih saling mengenal," ujarnya. 

 

Pada saat pembukaan, Menteri Pendidikan Chan Chun Sing melihat perlunya kedua bangsa untuk terus membangun persahabatan.

"Kami berharap anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal Orchard Road, sebaliknya anak-anak Singapura tidak hanya tahu Jakarta atau Bali saja," kata Menteri Chan Chun Sing yang pernah mengikuti pendidikan perwira dan bertugas selama dua tahun di Indonesia.

Saat Kamis bertemu Wakil PM Lawrence Wong, para kepala daerah menyatakan keinginan untuk meningkatkan hubungan dengan Singapura. Wakil PM menyampaikan, hubungan Indonesia dan Singapura berjalan sangat baik. Pada level pemerintahan banyak inisiatif kerja sama yang dilakukan.

"Pemerintah tentunya tidak bisa langsung melakukan kegiatan bisnis. Dunia usaha yang melakukan itu. Tetapi pada level Pemerintah, kami akan selalu siap untuk memfasilitasi," kata Lawrence.

Bahkan lebih dari investasi, tambahnya, Singapura siap untuk membantu promosi investasi dan pariwisata dari setiap daerah di Indonesia. Selain ini Singapura bisa menjadi pasar bagi produk-produk Indonesia. 

 

 

(*)