Sukses

Gali Motif Mahasiswi UI Bunuh Diri, Polisi Libatkan Apsifor

Polisi menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) untuk menggali motif mahasiswi UI yang bunuh diri.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) untuk menggali motif bunuh diri mahasiswi Universitas Indonesia (UI) inisial MPD (21). Jasad mahasiswi UI itu ditemukan di apartemen Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu, 8 Maret 2023.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyodo Wisnu Andiko menerangkan, keterlibatan Apsifor antara lain menganalisis hasil pemeriksaan psikologis daripada korban yang nekat bunuh diri.

Trunoyudo menyebut, korban diketahui pernah berkonsultasi dengan seorang psikolog dari Universitas Indonesia.

"Tentunya pihak penyidik akan bekerjasama dengan Apsifor untuk mendalami dari hasil psikolog ini," kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Senin (13/3/2023).

Trunoyudo menerangkan, hasil psikolog, keterangan psikologi forensik dan psikolog serta jejak digital forensik termasuk CCTV dinilai dapat membantu penyidik untuk mengungkap motif.

"Proses penyidikan masih berlanjut, tentu hasilnya sama-sama kita tunggu dari penyidik. Dari hasil psikolog ini tentunya menjadi motif dari korban untuk melakukan bunuh diri. Selain dari pada jejak digital di Medsos yang memang sudah disampaikan oleh korban," tandas dia.

 

2 dari 3 halaman

Polisi Simpulkan Mahasiswi UI Bunuh Diri

Korban ditemukan tergeletak tidak bernyawa di apartemen Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu, 8 Maret 2023. Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno menerangkan, kematian mahasiswi UI tersebut pertama kali diketahui oleh sekuriti apartemen. Saat itu, terdengar suara seperti benda jatuh.

"Setelah diperiksa ditemukan korban dalam keadaan tergeletak," kata dia saat dihubungi, Senin (13/2/2023).

Tribuana mengatakan, jasad korban kemudian dibawa ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

"Yang pasti dari hasil visum tidak terdapat luka-luka akibat penganiayaan. Kemudian dari pihak keluarga nolak untuk diautopsi," ujar dia.

Tribuana mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari sekuriti. Kepada penyidik, pihak sekuriti mengaku sempat bertemu dengan korban di lobi apartemen sebelum kejadian nahas itu.

"Katanya dia terlihat beraktivitas biasa saja, tidak terlihat ada masalah apa-apa," ujar dia.

Namun, Tribuana menemukan petunjuk berupa postingan di akun media sosial korban. Sebelum kejadian, korban membuat instagram stories. Adapun, isinya berupa permintaan maaf.

"Oh itu sebelum loncat, pamitan sama keluarga sama teman-teman di IG story," ucap dia.

 

Tribuana mengaku akan segera melakukan gelar perkara guna menghentikan kasus ini atau menerbitkan SP3. Dasarnya, penyebab kematian diduga murni bunuh diri dan keluarga menyatakan sudah mengikhlaskan kepergian korban.

"Kesimpulan bunuh diri. Karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kami temukan kursi. Balkon kan tinggi. Iya (di tepi)," tandas dia.

3 dari 3 halaman

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.