Sukses

Ramai Anak Pejabat Pamer Kemewahan, Ridwan Kamil: Tak Semua Lulus Pimpin Keluarga

Menurut Ridwan Kamil, tahapan pemimpin itu ada tiga, antara lain pemimpin diri sendiri, pemimpin keluarga, dan pemimpin dalam masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyinggung soal banyaknya anak pejabat yang gemar pamer harta kekayaan alias flexing di media sosial. Menurut Ridwan Kamil, itu menjadi salah satu bagian tidak suksesnya seorang pemimpin keluarga.

Hal ini disampaikan Ridwan Kamil saat menjadi narasumber dalam kuliah umum bertajuk 'Kepemimpinan Transformatif yang Berbasis Karya' di Golkar Institute, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (13/3/2023).

Menurut pria yang akrab disapa Kang Emil ini, tahapan pemimpin itu ada tiga, antara lain pemimpin diri sendiri, pemimpin keluarga, dan pemimpin dalam masyarakat.

"Setelah kita menikah, dalam Islam laki-laki jadi imam karena dia harus jadi contoh buat pasangannya, harus jadi contoh buat anak-anaknya, enggak mudah," kata dia.

"Saya punya almarhum anak saya, saya mampu secara ekonomi, tapi saya latih anak saya supaya enggak pamer, tidak seperti cerita hari ini betul? Saya latih anak saya supaya apa adanya," sambungnya.

Kang Emil menyampaikan, dirinya bisa saja membelikan mendiang anaknya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril sebuah mobil saat duduk di sekolah menengah atas (SMA) karena berkecukupan. Namun, sang anak kala itu diajarkan untuk tak pamer, sehingga hanya dibelikan sepeda.

"Itu pemimpin di level keluarga. Pada istri saya, saya bisa mimpin sholat, ayat pendek, ayat sedang, ayat panjang, ngaji dan segala macamnya," ujar politikus baru Partai Golkar ini.

 

2 dari 2 halaman

Tak Mudah Jadi Pemimpin

Diakui Ridwan Kamil, bahwa memang tak mudah untuk menjadi seorang pemimpin, bahkan di dalam keluarga. Sehingga, kata dia, banyak juga ditemui pemimpin keluarga yang gagal.

"Tidak semua juga lulus memimpin keluarga, ini a challenge," kata dia.

"Ketiga adalah pemimpin masyarakat, Pak Airlangga multi dimensi memimpin Kemenko-an, memimpin kepartaian kan, memimpin organisasi, saya juga sama memimpin 50 juta manusia yang hajat hidupnya harus saya urus," ucap Gubernur Jawa Barat ini menandaskan.