Sukses

Lewat Digital, Gen Z Diajak Terlibat Aktif dalam Kampanye Pelestarian Orangutan Tapanuli 

Pengetahuan dan kemauan untuk terlibat pada konservasi satwa di antaranya orangutan, harus dimiliki oleh seluruh generasi muda dari berbagi lintas keilmuan dan jurusan.

Liputan6.com, Jakarta - Peranan digital dalam kampanye penyadartahuan begitu penting. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja tahu tentang internet dan 79,5 persen di antaranya adalah pengguna internet.

Melek digital inilah yang dimanfaatkan dan diharapkan dapat berperan aktif terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Terutama dalam pelestarian hewan primata yang dikhawatirkan punah bila tak ada peran aktif masyarakat.

Yayasan KEHATI bersama Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre (OIC) dengan dukungan The Body Shop Indonesia, melakukan Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli 2023 ke beberapa kampus di Indonesia.

"Berbeda dengan kampus sebelumnya di Universitas Sumatera Utara dan IPB University, kampus ketiga pada kegiatan roadshow yaitu Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang berbasis pada bidang teknologi komunikasi dan informasi, dan kewirausahaan," ungkap Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, Riki Frindos, Rabu (15/3/2023).

Menurutnya, pengetahuan dan kemauan untuk terlibat pada konservasi satwa di antaranya orangutan, harus dimiliki oleh seluruh generasi muda dari berbagi lintas keilmuan dan jurusan. Tentunya mahasiswa UMN dapat berbuat banyak melalui kampanye digital dan program kewirausaan berkelanjutan.

2 dari 2 halaman

Pelestarian Orangutan

Pada saat yang sama, Deputy Head of Communication Science Department Irwan Fakhruddin mengatakan, kegiatan ini memberikan pengalaman tersendiri bagi mahasiswa UMN. Dengan pengetahuan yang sudah didapat, mahasiswa ke depannya diharapkan dapat terlibat aktif dalam kampanye pelestarian orangutan Tapanuli dan satwa lainnya di Indonesia.

“Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana membumikan pesan terkait konservasi terutama kepada khalayak sasaran Gen Z. Pesan ini harus dikemas dalam bahasa sederhana, membumi, relate dengan Gen Z, dan memberikan sensasi “eksperiental” yang akan membuat mereka dengan sendirinya ikut ambil bagian dalam kampanye yang dijalankan,” jelas Irwan.

Lebih lanjut Irwan mengatakan, Science Communications menjadi kompetensi yang harus dimiliki dan menjadi kerangka dalam mengomunikasikan pesan-pesan saintifik, salah satunya pada program pelestarian orangutan tapanuli.

Irwan yakin kegiatan roadshow ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa UMN dan menjadi langkah awal dalam mengambil peran sebagai pemecah masalah yang dapat memberikan dampak untuk kebaikan.