Sukses

Detik-Detik Mantri Suntik Mati Kades di Banten, Istri Korban: Reaksinya Cepat

Ani, istri Kades Alamunasir mengungkapkan detik-detik suaminya disuntik mati Mantri SH. Dia menyebut, reaksi cairan yang disuntikkan begitu cepat. Korban langsung terlihat sesak napas dan sedikit mengeluarkan busa dari mulut.

Liputan6.com, Jakarta - Detik-detik mantri SH suntik mati Alamunasir, Kades Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten diungkap oleh Ani, istri korban. Peristiwa mantri suntik mati kades itu terjadi pada Minggu siang, 12 Maret 2023, sekitar pukul 12.30 wib.

Kala itu, pelaku SH datang ke rumah korban seorang diri. Dia mengaku ke Ani, ingin bertemu Alamunasir untuk membuat sertifikat rumah. Ibu rumah tangga itu kemudian menelepon suaminya yang sedang di luar sekitar pukul 12.30 WIB.

Tak selang berapa lama, kades Alamunasir datang berboncengan dengan seseorang. Namun orang yang bersama Alamunasir dilarang mendekat.

Terjadi perbincangan antara mantri SH dengan Alamunasir di teras rumah korban. Namun pembahasan mereka berubah menjadi panas.

"Suami saya sama Pak Encop, disuruh jangan terlalu dekat, karena masalah pribadi katanya. Pak SH bilang dengan nada keras, teriak ke suami, suami saya cuma bilang minta maaf, Pak SH menuju ke suami, saya kira mau nonjok, ternyata dia nyuntik," ujar Ani usai diperiksa di Mapolresta Sektor, Kamis (16/03/2023).

Cekcok antara mantri SH dengan Alamunasir didengar penghuni rumah dan tetangganya. Saat itu, di dalam rumah korban sedang banyak keluarga yang sedang berkunjung.

Usai disuntik, korban langsung menunjukkan reaksi sesak napas dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Alamunasir kemudian dibawa ke Puskemas Padarincang untuk diobati hingga dirujuk ke RSUD Banten.

"Suami saya teriak, 'ini mah Aa disuntik mati'. Reaksinya cepet, sesak napas, keluar busa sedikit. Dibawa ke puskesmas terus ke rumah sakit (RSUD Banten) dibilang udah enggak ada (meninggal)," terangnya.

 

2 dari 2 halaman

Mantri SH Ikut Antar Kades ke Puskesmas dan Rumah Sakit

Mantri SH yang melihat sang kades sesak napas ikut membawa korban ke puskesmas hingga ke rumah sakit. Pelaku mengaku cairan yang disuntikkan ke tubuh korban merupakan obat tidur.

Kini istri kades tersebut kebingungan untuk mengurus tiga anaknya, yang tertua mengenyam pendidikan di bangku SMP, kemudian dua anaknya masih di sekolah dasar (SD).

Ani berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatan yang dilakukannya.

"Harapan saya dia bertanggung jawab, dihukum seberat-beratnya, kalau bisa hukum matilah. Saya punya anak sekolah semua, yang kesatu SMP, kedua SD, yang kecil kelas 1 SD," ucapnya memungkasi.