Sukses

Anies Soroti Banyak Menteri Bunyikan Tunda Pemilu 2024: Ini yang Harus Dilawan!

Anies menambahkan ketika aturan main dijaga dan dihormati, barulah demokrasi dapat ditegakkan. Sehingga, ujarnya, sikap netral dari pemangku kekuasaan menjadi poin paling sentral agar Pemilu 2024 berlangsung tepat waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Presiden (Capres) poros Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyinggung soal banyaknya tantangan yang muncul jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Anies heran dengan bermunculannya orang-orang yang tidak komitmen dengan demokrasi dan amanah konstitusi.

Hal ini disampaikan Anies dalam acara silaturahmi dan dialog kebangsaan lintas tokoh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) untuk Indonesia Maju di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (16/3/2023).

"Saya sering dapat pertanyaan 'Pak apakah kualitas demokrasi kita menurun?' Saya rasa kualitas demokrasi kita tidak menurun tetapi orang-orang yang tidak komit pada demokrasi sekarang lebih berani untuk mengungkapkan pikirannya," kata Anies.

Bahkan lanjut Anies, langkah mengubah konstitusi belakangan justru mencuat dari para pemegang kekuasaan. Para petinggi itu, kata dia, juga tak segan-segan bersuara secara terang-terangan.

"Kita tidak pernah membayangkan ada petinggi menyatakan mari kita ubah konstitusi, enggak pernah membayangkan. Kalaupun ada itu pertemuan ruang-ruang tertutup bukan? Tapi di ruang terbuka mengatakan itu udah pernah terbayang?" kata Anies.

Dia pun menyinggung soal sejumlah menteri yang terang-terangan bersuara soal penundaan Pemilu 2024. "Kok ada orang yang berada dalam posisi kunci, Menko mengatakan merubah konstitusi dengan jumlah orang berapa banyak yang mau mendukung," sambungnya.

Oleh sebab itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berpandangan bahwa orang-orang yang tidak komitmen dengan konstitusi tersebut harusnya dilawan dengan sikap lantang pihak yang patuh konstitusi.

"Ini yang harus dilawan. Kenapa? Ini bukan melawan orang, tapi ini adalah menyelamatkan semangat reformasi yang kita lakukan tahun 98. Jadi kita jaga itu karena kalau tidak maka akan rusak," kata dia.

Anies menambahkan ketika aturan main dijaga dan dihormati, barulah demokrasi dapat ditegakkan. Sehingga, ujarnya, sikap netral dari pemangku kekuasaan menjadi poin paling sentral agar Pemilu 2024 berlangsung tepat waktu.

"Berkali-kali disampaikan yang kita butuhkan hanyalah fairplay, yang kita butuhkan hanyalah kesetaraan kesempatan, yang kita butuhkan adalah kenetralan dari yang memegang kewenangan. Kalau itu terjadi, Insyaallah apa yang kita ikhtiarkan akan bisa terlaksanakan Insyaallah," kata Anies Baswedan.

2 dari 2 halaman

Anies Tak Didukung Semua Anggota KAHMI

Wakil Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya Syukur Mandar mengatakan, ada kader HMI yang tak satu visi mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pemilu 2024.

Menurut dia, ini sesuatu yang biasa. Dan justru menjadi rahmat jika ada yang berbeda. Adapun ini disampaikannya dalam acara silaturahmi dan dialog kebangsaan lintas tokoh KAHMI untuk Indonesia Maju di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (16/3/2023).

"Di berbagai grup WA (WhatsApp) alumni HMI sering saya menyimak ada teman-teman kita yang tidak se-visi dengan pencalonan Mas Anies, suka membully. Saya katakan berbeda pilihan adalah rahmat, kita tidak boleh memaksakan orang untuk memilih Mas Anies meskipun dia kader HMI," kata Syukur.

Meski demikian, dia menyebut perbedaan pilihan tersebut tak seharusnya memantik kebencian. Terlebih, kata dia sebagai kader HMI.

"Tetapi moralitas kita sebagai kader HMI tidak patut kita membully orang yang menjadi saudara ideologis kita, sebab disitu moralitas kita sebagai kader HMI diuji bahwa kita berbeda warna karena dialektika kita berpolitik dalam bangsa ini," jelas Syukur.

Lebih lanjut, Syukur menyampaikan meskipun sesama kader HMI, dia tidak bisa memaksakan pilihannya mendukung Anies Baswedan di Pemilu kepada kader HMI lainnya.

"Sehingga tidak bisa kita tidak bisa paksakan semua orang satu warna atau satu pilihan. Tapi, kesempatan yang diperoleh Mas Anies dicalonkan resmi oleh tiga partai politik, ini bukan suatu momentum biasa," ucapnya.