Liputan6.com, Jakarta: Abdul Kadir, mantan pemain sepak bola nasional di era 70-an, meninggal dunia di Rumah Sakit M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/4) dini hari. Pria yang biasa disapa Kancil ini meninggal akibat sakit ginjal menjelang usianya yang ke-54.
Setelah disemayamkan di rumah duka, almarhum yang meninggalkan seorang istri dan empat anak ini langsung dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Selatan. Puluhan kerabat dan rekan-rekan pemain sepak bola di zamannya serta anak asuhnya di Timnas PSSI 1989 seperti Patar Tambunan (38), Risdianto (53), Anjas Asmara (52), Sutan Harhara, kiper legendaris Yudo Hadianto (62) ikut mengantar perjalanan terakhir Kadir. Tak kurang perhatian dari Presiden RI Megawati Sukarnoputri dan suaminya Taufik Kiemas ikut hadir melalui karangan bunga duka yang terhampar di pusara almarhum Kadir.
Setahun silam, olahragawan terbaik 1971 versi SIWO PWI ini sempat menjalani transplantasi ginjal di Guangzhou, Cina. Pascaoperasi atas jasa rekan-rekannya dan bantuan Taufik Kiemas, kondisi Kancil tampak membaik setelah menerima ginjal baru [baca: Sepak Bola Amal untuk Abdul "Kancil" Kadir]. Namun, kondisinya kembali memburuk setelah penyakit diabetes dan paru-paru menyerangnya.
Semasa hidupnya, Kancil adalah seorang pemain nasional terbaik di era 70-an. Eksekutor tendangan penalti yang terkenal dingin ini mendapat julukan Kancil karena kelincahan dan kecepatannya bermain bola. Pada masa jayanya, dia dikenal sebagai penyerang berpostur cilik yang kokoh. Juga sangat licin bagi pemain lawan yang mengawalnya.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)
Setelah disemayamkan di rumah duka, almarhum yang meninggalkan seorang istri dan empat anak ini langsung dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Selatan. Puluhan kerabat dan rekan-rekan pemain sepak bola di zamannya serta anak asuhnya di Timnas PSSI 1989 seperti Patar Tambunan (38), Risdianto (53), Anjas Asmara (52), Sutan Harhara, kiper legendaris Yudo Hadianto (62) ikut mengantar perjalanan terakhir Kadir. Tak kurang perhatian dari Presiden RI Megawati Sukarnoputri dan suaminya Taufik Kiemas ikut hadir melalui karangan bunga duka yang terhampar di pusara almarhum Kadir.
Setahun silam, olahragawan terbaik 1971 versi SIWO PWI ini sempat menjalani transplantasi ginjal di Guangzhou, Cina. Pascaoperasi atas jasa rekan-rekannya dan bantuan Taufik Kiemas, kondisi Kancil tampak membaik setelah menerima ginjal baru [baca: Sepak Bola Amal untuk Abdul "Kancil" Kadir]. Namun, kondisinya kembali memburuk setelah penyakit diabetes dan paru-paru menyerangnya.
Semasa hidupnya, Kancil adalah seorang pemain nasional terbaik di era 70-an. Eksekutor tendangan penalti yang terkenal dingin ini mendapat julukan Kancil karena kelincahan dan kecepatannya bermain bola. Pada masa jayanya, dia dikenal sebagai penyerang berpostur cilik yang kokoh. Juga sangat licin bagi pemain lawan yang mengawalnya.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)