Sukses

Upaya Heru Budi Tekan Kemacetan di Jakarta

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mempunyai sejumlah program prioritas, salah satunya ihwal pengendalian kemacetan di Ibu Kota. Berbagai upaya pun coba ditempuh Heru Budi.

Liputan6.com, Jakarta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mempunyai sejumlah program prioritas, salah satunya ihwal pengendalian kemacetan di Ibu Kota. Berbagai upaya pun coba ditempuh Heru Budi.

Tercatat, selama menjabat dia telah melakukan aksi proaktif baik melanjutkan pembangunan transportasi publik hingga mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukungnya.

Semisal pembangunan MRT Fase 2A (Bundaran HI-Kota) dan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) dan rencana pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) sepanjang 6,4 km.

"Program-program peningkatan sarana transportasi massal di Jakarta ini salah satunya bertujuan untuk mempermudah akses mobilitas warga dalam beraktivitas sehari hari, sekaligus dapat menunjang pertumbuhan roda perekonomian,” kata Heru dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (25/3/2023).

Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A (Bundaran HI-Kota) per 25 Februari 2023 telah mencapai progres 20,33 persen. Sedangkan untuk proyek LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) seoanjang 6,4 km akan dimulai konstruksi lelangnya pada Juni 2023 mendatang.

Heru menjelaskan bahwa dalam proses pembangunan sarana transportasi massal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan bersinergi dengan pemerintah pusat, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian BUMN.

Kerja sama itu terlihat dalam program penataan kawasan stasiun tahap dua, seperti di Stasiun Tebet, Stasiun Palmerah, dan Gondangdia. Sedangkan, Stasiun Manggarai sedang dalam perencanaan untuk penataan lanjutan.

Tak hanya itu, untuk mengurangi penumpukan penumpang commuter line di stasiun Tanah Abang, Heru Budi juga berencana melakukan penambahan jalur kereta.

"Koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah Pusat terus dilakukan secara berkelanjutan agar proses pembangunannya dapat dilakukan secara optimal dan ke depannya dapat membuat masyarakat semakin senang dan nyaman menggunakan moda transportasi publik di Jakarta,” jelas Heru.

Lebih lanjut, dalam rangkaian Presidensi G20 di Bali pada November 2022 lalu, Pemprov DKI Jakarta juga telah menyepakati perjanjian kerja sama pengembangan proyek MRT Jakarta dengan Jepang, Inggris, dan Korea Selatan.

Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan Pemprov Jawa Barat dan Pemkot Bekasi untuk membangun MRT Timur-Barat (Cikarang-Jakarta-Balaraja) Phase 1-Stage 1 (Tomang-Medan Satria).

Adapun proyek pengembangan MRT ini diharapkan dapat menambah minat masyarakat untuk beralih ke transportasi umum dan terjangkau, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di wilayah penyangga (Bodetabek).

2 dari 2 halaman

Revitalisasi Halte Transjakarta

Selanjutnya, revitalisasi halte Transjakarta juga terus dilakukan secara optimal. Saat ini terdapat beberapa halte yang sudah mulai dioperasikan pasca-revitalisasi, seperti Halte Bundaran HI, Halte GBK, Halte Balai Kota, dan Halte Kwitang.

Adapun revitalisasi Halte Transjakarta juga diintegrasikan dengan stasiun KRL Commuter Line dan Stasiun LRT adalah Stasiun Cawang Cikoko.

Pemprov DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas (lalin). Baru-baru ini uji coba penutupan putaran lalu lintas (U-Turn) untuk menurunkan antrean dan penundaan lalu lintas akibat manuver kendaraan di jalur U-Turn juga diterapkan.

Selain itu, uji coba penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di beberapa lokasi juga dilakukan untuk menurunkan tingkat kecelakaan dengan mengurangi titik konflik kendaraan dari arah berlawanan dan untuk meningkatkan kapasitas jalan.

Selain itu, Akses trotoar dan skywalk juga diklaim telah diperbanyak. Terhitung sudah terbangun 110.449 m2 trotoar di Ibu Kota. Lalu telah terbangun sebesar 70.517 m2 complete street di DKI Jakarta.