Sukses

Calon Kepala BNPT Harus Punya Kemampuan Deradikalisasi

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi), Edi Hasibuan, mengemukakan, calon Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus memiliki kemampuan deradikalisasi paham terorisme.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi), Edi Hasibuan, mengemukakan, calon Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus memiliki kemampuan deradikalisasi paham terorisme.

"Calon Kepala BNPT ke depan dibutuhkan memiliki kemampuan dalam melakukan deradikalisasi termasuk memperlakukan mantan napi terorisme dan keluarganya agar mudah diterima masyarakat," katanya seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan, sosok Kepala BNPT butuh koordinasi dengan Polri agar bisa saling mendukung dalam menyukseskan program deradikalisasi yang dicanangkan pemerintah.

Edi mengatakan hal itu menanggapi Kepala BNPT Boy Rafli Amar yang akan memasuki masa pensiun pada 1 April 2023 karena pada Maret ini genap berusia 58 tahun.

Sebagai perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen), Boy akan mengakhiri masa dinas Kepolisian pada usia tersebut.

"Masa jabatan Kepala BNPT yang kini dijabat Komjen Pol Boy Rafli Amar sudah mendesak," kata Edi Hasibuan.

2 dari 2 halaman

Polri Usulkan Sejumlah Nama ke Jokowi

Pengajar hukum tindak pidana terorisme pada Universitas Bhayangkara Jakarta ini mengaku sudah mendengar kabar Polri telah mengusulkan sejumlah jenderal polisi untuk menjadi Kepala BNPT. Usul disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Edi Hasibuan menilai sejumlah nama pantas menduduki jabatan Kepala BNPT, antara lain Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran, Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri Irjen Pol Marthinus Hukom dan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Rycko Amelza Dahniel.

"Kami percaya Presiden sudah mengantongi satu nama yang bakal dilantik jadi Kepala BNPT," katanya.