Liputan6.com, Jakarta Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengeluarkan survei terbaru berkaitan Kinerja Presiden dan meyoroti pilihan masyarakat terhadap calon Presiden di Pemilu 2024.
Dalam survei terbarunya, SMRC menemukan data pendukung kinerja pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi dan Maruf Amin cenderung akan memilih Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dibanding Anies Baswedan menjadi presiden 2024-2029 mendatang.
Baca Juga
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebut pemilih yang memiliki penilaian positif pada kinerja pemerintah dalam bidang ekonomi-politik sebesar 79,6 persen. Sebaliknya, yang memiliki penilaian buruk sebesar 20,4 persen.
Advertisement
"Dari 79,6 persen yang memiliki pandangan baik pada kinerja pemerintah tersebut, 40 persen di antaranya memilih Ganjar Pranowo. Sementara yang memilih Prabowo Subianto hanya 25 persen dan Anies Baswedan 23 persen. Masih ada 12 persen yang belum menjawab," ujar Deni dalam siaran pers diterima Senin (27/3/2023).
Sementara yang menilai kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf Amin negatif cenderung memilih Prabowo Subianto sebanyak 35 persen dan Anies Baswedan sebanyak 32 persen. Dari kelompok masyarakat ini, Ganjar hanya mendapatkan dukungan 19 persen. Sedangkan 14 persen lainnya tak menjawab.
"Data ini menunjukkan bahwa pilihan kepada calon presiden berhubungan dengan bagaimana warga menilai kinerja pemerintah dalam sektor ekonomi-politik. Pemilih yang positif dalam menilai kinerja pemerintah Jokowi cenderung memilih Ganjar. Sebaliknya, yang menilai negatif kinerja pemerintah cenderung mendukung Prabowo dan Anies," kata Deni.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 2-11 Maret 2023. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.061 atau 87%. Sebanyak 1.061 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Â
Masyarakat Masih Puas dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi
Sebelumnya, Lembaga Indikator Politik Indonesia menyoroti kepuasan masyarakat akan kinerja presiden Joko Widodo dalam survei terbarunya. Disebutkan, masyarakat masih puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
"Masyarakat cenderung masih puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, 73,1 persen. Kemudian ada 26 persen yang enggak puas," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparanya secara virtual, Minggu (26/3/2023).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, sebanyak 26 persen masyarakat tidak puas karena kebutuhan pokok yang meningkat. Namun, jika dibandingkan dengan Februari 2023, ketidakpuasan warga terkait harga bahan pokok ini cenderung menurun.
Sementara itu, alasan utama 73 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja Jokowi adalah karena adanya bantuan kepada rakyat kecil.
"Dulu sebelum Covid-19, itu mahkota atau primadona kebijakan Presiden Jokowi itu infrastruktur. Umumnya kalau ditanya, 'apa yang membuat mereka puas?' Itu infrastruktur. Sekarang bukan lagi infrastruktur, terutama setelah pandemi 2-3 tahun terakhir. Alasan yang membuat mereka puas adalah bantuan kepada rakyat kecil," kata dia.
Kendati demikian, Burhanuddin menyoroti tren kepuasan terhadap Jokowi ini sebenarnya menurun. Sebab, pada Februari 2023, kepuasan masyarakat terhadap Jokowi ada di angka 74 persen.
Akan tetapi, kepuasan terhadap kinerja Jokowi masih ada di atas angka 70 persen.
"Meski 73 persen masyarakat yang puas di bulan Maret, tapi trennya sedikit turun. Di bulan Februari 74 persen. Mungkin (karena) mulai naiknya beberapa harga bahan pokok," imbuh Burhanuddin.
Adapun survei dilakukan dalam dua periode. Survei dilakukan pada periode Februari dan Maret 2023.
Pada periode pertama, dilakukan pada 9-16 Februari dengan 1.220 responden. Kedua, jajak pendapat berlangsung pada 12-18 Maret, menempatkan 800 responden. Margin of error 2,9 dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement