Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir secara signifikan dalam bursa Cawapres tak terlepas dari kinerjanya yang sangat dirasakan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa figur Erick Thohir makin diinginkan masyarakat untuk bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Berdasarkan temuan survei Indikator Politik Indonesia periode 9-16 Februari 2023, tingkat elektabilitas Erick Thohir meningkat pesat. Tercatat pada simulasi lima besar nama cawapres Erick Thohir berhasil mendapat perolehan 17,6 persen.
Baca Juga
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan, kenaikan elektabilitas Erick Thohir menjadi bukti konkret bahwa kinerjanya di pemerintahan berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Advertisement
Menurut dia, sejumlah kebijakan yang diluncurkan Erick Thohir telah banyak membantu pemenuhan kehidupan sehari-hari, terutama dalam upaya meningkatkan sektor perekonomian masyarakat.
"Sederhana membacanya. Kalau ekonomi rakyat tumbuh, pasti dampaknya terasa dan rakyat pastinya tahu bahwa ET (Erick Thohir) ada di belakangnya," kata Saleh dalam keterangan tertulis.
Dia menilai, Erick Thohir mempunyai perhatian besar terhadap perekonomian masyarakat, utamanya kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Berkat dorongan Erick Thohir, banyak bank pelat merah yang tergabung dalam (Himbara) berkontribusi sebesar Rp260 triliun terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) nasional di 2022. Jumlah mayoritas mencapai 92,4% dari seluruh KUR untuk masyarakat.
Atas dasar itulah, Saleh menilai, dukungan besar masyarakat terhadap sosok Erick Thohir menjadi hal lumrah. Tren kenaikan elektabilitas ini sekaligus menunjukkan Erick Thohir sebagai figur cawapres primadona.
"Wajar kalau mereka berharap ET naik kelas. Tidak lagi menjadi menteri, tetapi wakil presiden," ucap politikus PAN ini menandaskan.
Hasil Survei Bursa Cawapres 2024 Indikator Politik Indonesia
Sebelumnya diberitakan, lembaga penelitian Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei yang dilakukan pada dua periode Februari dan Maret 2023, di mana salah satunya melihat elektabilitas dari sejumlah tokoh yang maju di Pemilu 2024, khususnya sebagai calon wakil presiden.
Hasilnya, Menteri BUMN Erick Thohir masuk dalam salah satu nama yang mendapatkan banyak kepercayaan masyarakat, terutama terkait kontestasi menjadi calon wakil presiden.
"Terkait preferensi publik terhadap calon wakil presiden, Erick Thohir tampak menunjukkan perubahan paling positif ketimbang nama-nama lainnya," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilisnya secara virtual, Minggu (25/3/2023).
Adapun survei kali ini bertajuk "Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Surnas Terbaru".
Menurut Burhanuddin, hanya Erick Thohir yang menunjukkan peningkatan dukungan pada simulasi 18 nama semi terbuka, sementara nama lainnya cenderung stagnan.
“Pada simulasi Sembilan nama calon wakil presiden, Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan AHY menunjukkan peningkatan dukungan, tapi Erick Thohir cenderung meningkat paling besar,” ungkap Burhanuddin.
Sementara pada simulasi 7 nama Cawapres, elektabilitas Erick Thohir meningkat dari 19,6% pada Desember 2022 menjadi 21,3%. Begitu pula dengan simulasi 5 nama Cawapres, elektabilitas Erick Thoir melonjak dari 12,9% pada November 2022 dan 13,2% pada Desember 2022 menjadi 17,4% pada Februari 2023.
Burhanuddin menyebutkan bahwa elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menurun dibandingkan dengan elektabilitas Erick Thohir. Pada simulasi 5 nama, elektabilitas Ridwan Kamil menurun dari 25,2% pada November 2022 dan 25,9% pada Desember 2022 menjadi 22,0% pada Februari 2023.
“Di antara lima nama cawapres, perubahan terjadi terutama pada Ridwan Kamil dan Erick Thohir yang menunjukkan pola terbalik. Pada saat elektabilitas Ridwan Kamil menurun signifikan kedipilihan Erick Thohir justru meningkat tajam,” ungkapnya.
Kelima nama yang masuk pada simulasi 5 nama tersebut adalah Ridwan Kamil, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Khofifah Indah Parawansa, dan Agus Harimukti Yudhoyono
Adapun survei dilakukan dalam dua periode. Survei dilakukan pada periode Februari dan Maret 2023.
Pada periode pertama, dilakukan pada 9-16 Februari dengan 1.220 responden. Kedua, jajak pendapat berlangsung pada 12-18 Maret, menempatkan 800 responden. Margin of error 2,9 dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement