Sukses

Institut Teknologi PLN Siap Jadi Motor Penggerak Transisi Energi

Rektor Institut Teknologi PLN (ITPLN) Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa MK, MT mengatakan, net zero emission adalah sebuah keniscayaan. Dia memastikan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) jadi motor penggerak transisi energi menuju net zero emission tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Rektor Institut Teknologi PLN (ITPLN) Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa MK, MT mengatakan, net zero emission adalah sebuah keniscayaan. Dia memastikan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) jadi motor penggerak transisi energi menuju net zero emission tersebut.

“Kami akan menjadi bagian di dalamnya karena ITPLN adalah anak kandung PLN. Saya pastikan ITPLN menjadi bagian dari jalan menuju net zero emission,” kata Prof Iwa saat menjadi keynote speaker pada seminar nasional Industri dan Bisnis Energi dengan tajuk “Net Zero Emission Sebuah Keniscayaan, Tantangan Sekaligus Peluang Bisnis di Era Transisi Energi” di kampus ITPLN Cengkareng, seperti dikutip Jumat (31/3/2023).

Prof Iwa menjelaskan, Net Zero Emission dapat tercipta dengan sebuah upaya. Hal itu dimulai dari Paris Climate Agreement tahun 2015 yang masih terus diperjuangkan. Sebab bila tidak, dampak krisis iklim akan sangat membahayakan kehidupan di planet bumi.

“PLN telah memetakan dan melakukan berbagai upaya extra-ordinary yang akan mereduksi emisi sebesar 98 juta ton CO2 di tahun 2030,” ujar dia.

Senada, Ir. Harlen - Executive Vice President Perencanaan Korporat PT. PLN (Persero) menambahkan, demi mencapai cita-cita tersebut, paling tidak untuk mereduksi emisi dari angka 433 juta ton ke 335 juta ton, ada beberapa hal yang menjadi concern PLN. Mulai dari co-firing biomass PLTU di 52 lokasi sampai dengan tahun 2025.

“Penambahan pembangkit EBT sebesar 20,9 giga watt (GW), termasuk menggantikan rencana pembangunan pembangkitan listrik tenaga udara (PLTU) menjadi energi baru terbarukan (EBT). Pengurangan rencana pembangunan PLTU baru dengan total kapasitas 14,2 GW pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, serta pembangunan pembangkit gas dengan total kapasitas 5,8 GW dan gasifikasi PLTG/MG”, kata Harlen.

2 dari 2 halaman

Komitmen Dukung Transisi Energi

Sementara itu, Ir. Iwan Agung Firstantara, MM. selaku Direktur Utama PT. PLN Energi Primer Indonesia mengatakan, PT PLN Energi Primer Indonesia sebagai anak perusahaan PT PLN siap mendukung kebijakan dan strategi tersebut. Karena peran PLN EPI adalah sebagai sub holding energi primer PLN dalam transisi energi menuju carbon neutral tahun 2060 yakni konversi PLTD, pengurangan emisi dengan biomassa dan ekspansi gas.

“Komitmen PLN EPI dalam mendukung transisi energi PLN menuju carbon neutral dengan membentuk Direktorat Biomassa untuk mendukung pengurangan emisi oleh biomasa serta Direktorat Gas dan BBM pada program ekspansi gas,” jelas dia.

Dia meyakini, keseriusan itu merupakan implikasi dari target tahun 2025 yaitu pengurangan emisi menggunakan biomassa sebesar 10,2 juta ton/tahun. Hal tersebut merupakan angka yang cukup fantastis karena di 2024 target yang harus dipenuhi adalah 2,3 juta ton, sementara di 2023 ditarget 1,08 juta ton.

“Dengan potensi yang tersebar di bumi nusantara, maka target yang cukup fantastis di 2025 dihadapi dengan optimisme yang tinggi di PLN EPI. Salah satu strategi PLN EPI untuk memenuhi kebutuhan 10,2 juta ton pada tahun 2025 dan seterusnya adalah melakukan pemetaan resource yang akan dikelola menjadi reserved dan terkontrak untuk menjamin security of supply,” ungkap dia.

Terakhir, Dr. Tri Wahyu Adi selaku, Dosen Bisnis Energi ITPLN menawarkan hydrogen, ammonia and nuclear energy business demi menjawab tantangan di atas. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak potensi untuk sumber-sember energi terkait.

“Kabar menggembirakan adalah Amerika Serikat melalui Kedutaan Besarnya di Indonesia mengumumkan kemitraan energi bersih dengan nuklir reaktor modular kecil dan saat ini kita juga sudah memiliki reaktor nuklir walau dalam skala kecil yaitu di Serpong Banten, Bandung dan di Babarsari Yogyakarta,” Tri menutup.