Liputan6.com, Jakarta - Ayah tersangka penganiayaan Mario Dandy Satriyo, Rafael Alun Trisambodo akhirnya angkat bicara soal kasus yang tengah menjerat sang putra. Rafael Alun Trisambodo pun menceritakan kali pertama dirinya tahu sang anak, Mario Dandy tengah ditahan.
Seperti diketahui, Mario Dandy ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap David Ozora Latumahina hingga menyebabkan luka berat.
Kemudian, Rafael Alun menceritakan saat itu dirinya ingin mengajak Mario Dandy makan malam. Namun saat dia menghubungi Mario Dandy, rupanya sang anak tak bisa memenuhi ajakannya lantaran sudah berada di kantor polisi.
Advertisement
"Malamnya saya pulang kantor jam setengah 8 malam, saya telepon dia, Den (Dandy) kamu di mana, saya mau ajak makan karena di rumah cuma ada saya sendiri, istri sedang ke Manado dengan kakaknya, jadi di rumah hanya saya, Mario dan anak saya yang kecil," ujar Rafael kepada Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu 1 April 2023.
Rafael mengatakan saat itu Mario Dandy mengaku sudah ditahan oleh polisi.
"Jadi saya telepon dia, saya ajak dia makan malam dia bilang enggak bisa, saya tanya kamu lagi di mana, dia bilang saya lagi ditahan pah, di situlah saya baru tahu. Lho kamu ditahan kenapa? Aku berantem pah, lho ko bisa sih? Iya pah soalnya orang ini melecehkan pacarku, lho kenapa? Pacarku ini seimuran adek, masa diginiin aku enggak terima," kata Rafael menceritakan komunikasinya dengan Mario.
Rafael pun mengungkapkan bahwa dia dan keluarga sudah memaafkan perbuatan yang dilakukan putranya tersebut.
"Kami satu keluarga sudah mencoba memaafkan apa yang sudah terjadi karena apa yang dilakukan Mario ini memang pemicu sesaat," kata Rafael.
Kendati demikian, Rafael menyampaikan bahwa apa yang dilakukan anaknya itu adalah semata untuk melindungi temanya.
"Dia memang ingin melindungi teman-temannya," ucap dia.
Berikut sederet pernyataan ayah tersangka penganiayaan Mario Dandy, Rafael Alun Trisambodo terkait kasus yang tengah menjerat sang anak dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Ceritakan Awal Mula Tahu Mario Dandy Ditahan
Mantan Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) Kantor Wilayah Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo menceritakan awal mula dia mengetahui sang anak, Mario Dandy Satriyo ditahan polisi akibat menganiaya David Ozora.
Rafael Alun menceritakan saat itu dirinya ingin mengajak Mario Dandy makan malam. Namun saat dia menghubungi Mario Dandy, rupanya sang anak tak bisa memenuhi ajakannya lantaran sudah berada di kantor polisi.
"Malamnya saya pulang kantor jam setengah 8 malam, saya telepon dia, Den (Dandy) kamu di mana, saya mau ajak makan karena di rumah cuma ada saya sendiri, istri sedang ke Manado dengan kakaknya, jadi di rumah hanya saya, Mario dan anak saya yang kecil," ujar Rafael kepada Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu 1 April 2023.
Rafael mengatakan saat itu Mario Dandy mengaku sudah ditahan oleh polisi.
"Jadi saya telepon dia, saya ajak dia makan malam dia bilang enggak bisa, saya tanya kamu lagi di mana, dia bilang saya lagi ditahan pah, di situlah saya baru tahu. Lho kamu ditahan kenapa? Aku berantem pah, lho ko bisa sih? Iya pah soalnya orang ini melecehkan pacarku, lho kenapa? Pacarku ini seimuran adek, masa diginiin aku enggak terima," kata Rafael menceritakan komunikasinya dengan Mario.
Rafael mengaku saat itu Mario bertanya apa yang harus dilakukannya. Rafael hanya meminta Mario mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya. Tak hanya itu, Rafael mengatakan saat itu Mario sempat meminta tolong kepadanya.
"Ya terus sekarang gimana? Papa ke sini dong. Wah papa ngapain ke situ, kamu yang berbuat kamu harus bisa bertanggungjawab, kamu harus bisa selesaikan sendiri, papa enggak mau kalau kamu suruh-suruh ikut bantu kamu, kan kamu lakukan sementara papa enggak tahu apa-apa," kata Rafael Alun Trisambodo.
Â
Advertisement
2. Sudah Maafkan Mario Dandy, Akui Jadi Bulan-Bulanan Netizen
Rafael Alun mengungkapkan bahwa dia dan keluarga sudah memaafkan perbuatan yang dilakukan putranya, Mario Dandy. Seperti diketahui, korban David Ozora (15) hingga saat ini masih dalam perawatan intensif akibat luka serius yang dialaminya di kepala.
"Kami satu keluarga sudah mencoba memaafkan apa yang sudah terjadi karena apa yang dilakukan Mario ini memang pemicu sesaat," kata Rafael.
Kendati demikian, Rafael menyampaikan bahwa apa yang dilakukan anaknya itu adalah semata untuk melindungi temanya.
"Dia memang ingin melindungi teman-temannya," kata dia.
Namun demikian, langkah Mario tersebut justru berdampak panjang terhadap Mario, Rafael dan keluarga, bahkan institusi Kementerian Keuangan.
"Dampaknya yang terjadi bukan hanya ke saya tapi menyeluruh ke semua keluarga, kami sudah menjadi bulan-bulanan netizen. Semua cerita berkembang bahkan lebih banyak bunga dari pada fakta," kata Rafael.
Seiring waktu, kondisi tak kunjung reda dan bahkan semakin memburuk dengan dipecatnya Rafael dari Kementerian Keuangan.
"Kami pikir percuma menjelaskan, biarkan seiring berjalan orang akan mengetahuinya sendiri, namun ternyata sampai dengan saat ini saya dipecat dari Kemenkeu, kemudian diperiksa di KPK sekarang Jumat sudah masuk proses lidik di KPK, Senin kami digeledah, Selasa kami menerima sprindik (surat perintah penyidikan)," beber Rafael.
Â
3. Akui Tak Bisa Bantu Sang Anak Mario Dandy, Karier 33 Tahun Bekerja Habis Tak Bersisa
Kendati dirundung masalah hukum yang dipicu perbuatan anaknya, sebagai seorang ayah Rafael Alun mengaku sudah memaafkan anaknya tersebut.
Dalam perbincangan bersama Liputan6.com, Rafael mengatakan bahwa dirinya sudah memaafkan Mario dalam beberapa kali pertemuan.
"Saya bisikan kata-kata bapak sudah memaafkan kamu, kami semua sudah memaafkan kamu," kata Rafael.
Dia mengakui perbuatan anaknya yang berakibat luka serius di kepala pada David Ozora, adalah perbuatan yang sangat di luar batas.
"Apa yang kamu lakukan sudah keterlaluan," kata Rafael.
Sementara dalam pertemuan kedua, Rafael meyampaikan bahwa apa yang saat ini dihadapi Mario dalam perkara hukum adalam bagian dari risiko yang dia perbuat.
"Pada pertemuan yang kedua, sudah saya sampaikan ke anak saya, bahwa ini sudah menjadi risiko," kata dia.
"Kamu harus tanggung jawab, bapak enggak bisa bantu," Rafael melanjutkan.
Akibat perbuatan Mario tersebut, persoalan tidak selesai hanya di kasus penganiayaan. Kasus terkait profiling harta benda miliknya pun menjadi sorotan dan berujung dirinya menjadi tersangka dugaan gratifikasi.
Rafael mengaku apa yang telah dibangun dia selama 33 tahun berkarir seketika hancur lebur.
"Papa sudah dituduh dan dihina habis. Hidup yang papa bangun selama 33 tahun bekerja habis tidak ada gunanya," ujar Rafael mengulang kalimat yang dia bisikan kepada Mario Dandy.
"Saya ini adalah orang yang sayang sama keluarga, saya mendedikasikan hidup saya untuk istri dan anak saya," kata Rafael.
Â
Advertisement
4. Akui Selalu Menuruti Apa yang Mario Dandy Mau, Sebut Perilaku Berubah Sejak Masuk Sekolah Semi Militer
Rafael Alun lantas menceritakan sosok putranya yang saat ini terjerat masalah hukum. Rafael menuturkan bagaimana pribadi anaknya tersebut.
"Jadi Mario ini memang waktu kecil hidupnya disiplin, dia punya semangat mencapai apa yang dia inginkan," kata Rafael.
Namun ketika Mario Dandy mulai memasuki sekolah semimiliter, Mario kerap mendapatkan pukulan dari teman-temannya.
"Dia rela dipukul untuk membela teman-temannya, menjadikan dia pribadi yang berbeda dari yang sebelumnya," tutur Rafael.
Segala upaya Rafael dan keluarga lakukan demi mengubah sikap Mario. "Saya sudah mencoba mengajak dia bertemu setiap makan siang, makan malam ngajak dia, apa yang dia suka saya ikuti," ujar dia.
Seminggu sebelum peristiwa penganiayaan David, Mario sempat meminta restunya untuk magang di kantor pajak. Namun, Rafael melarangnya dan memintanya untuk magang di tempat lain.
"Akhirnya dia magang di swasta," kata Rafael.
Â
5. Ungkap Cita-cita Mario Dandy Ingin Jadi Polisi, Selalu Menasihati
Rafael Alun Trisambodo menyebut sang anak, Mario Dandy Satriyo, memiliki cita-cita ingin jadi polisi. Rafael mengatakan Mario Dandy berencana masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol).
"Dia kan cita-citanya pingin masuk Akpol. Jadi pagi dia latihan di Depok, latihan fisik, lari, dia ke sana (Depok) pagi, siang. Selalu saya coba ajak makan dengan saya," ujar Rafael.
Rafael mengatakan Mario Dandy merupakan sosok anak yang menyenangkan sejak kecil meski dididik disiplin oleh dirinya. Namun sejak Mario Dandy memutuskan mengenyam pendidikan di sekolah semimiliter, dari situ Rafael kecil berubah.
"Tapi ketika dia masuk sekolah semimiliter, di situ dia dididik keras. Di situ dia mencoba selalu bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukan angkatannya. Dia rela dipukul untuk membela teman-temannya, menjadikan dia pribadi yang berbeda dari yang sebelumnya," kata Rafael Alun.
Sejak perubahan itu, Rafael mengaku mulai mencoba merangkul kembali sang anak agar tetap dalam kendalinya. Rafael mengaku, meski sibuk bekerja di DJP Kemenkeu, masih tetap meluangkan waktu untuk mengajak Mario bertemu untuk sekadar makan bersama.
"Saya sudah mencoba mengajak dia bertemu setiap makan siang. Saya meluangkan waktu dari kantor mengajak dia, makan malam pulang kantor. Apa yang dia suka saya ikutin. Saya lagi makan berdua sama istri, saya ajak dia. Tapi bukan hanya dia, anak-anak saya yang lain juga saya ajak," kata Rafael.
Rafael mengaku, di setiap kesempatan berkomunikasi dengan Mario, selalu memberi nasihat agar tetap menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan bagi banyak orang. Namun rupanya sekolah semimiliter membuat Mario menjadi pribadi yang berubah.
"Di situ saya punya kesempatan untuk mencoba mengarahkan dia dari perilaku dia yang merasa bahwa setelah dia sekolah di tempat itu (semi militer) dengan pergaulan orang-orang yang power full, saya selalu berikan pemahaman kepada dia bahwa Papamu ini bukan siapa-siapa. Papamu ini orang biasa, jangan bertindak menyimpang atau melanggar aturan, sehingga Papa nanti tidak bisa membantu menyelesaikan," kata Rafael.
Â
Advertisement
6. Cerita Sempat Bersimpuh Minta Maaf kepada Orang Tua David Ozora dan Minta Sang Anak Tobat Sebut Nama David Ozora
Rafael Alun Trisambodo mengaku terkejut setelah mengetahui kejadian penganiayaan yang dilakukan sang anak, Mario Dandy Satriyo kepada Dadiv Ozora atau David Latumahina.
Rafael mengaku, saat melihat video penganiayaan, dirinya tak habis pikir dengan perlakuan sang anak. Dia hanya meminta agar Mario menyesali perbuatannya.
"Sampai detik ini saya selalu sampaikan ke dia, Den (Dandy) kamu harus bertanggungjawab atas apa yang telah kamu lakukan, dan bertobat, dan bertobat itu yang paling penting," ujar Rafael.
Rafael juga mengaku meminta Mario Dandy untuk mendoakan kesembuhan David Ozora.
"Dan saya ajarkan kepada dia waktu ananda David masih koma, kamu tobat kamu panggil nama David di dalam hati kamu, kamu minta maaf ke David, bangun David aku minta maaf, aku menyesal, kalau kamu tanpa itu David enggak akan bangun," kata dia.
Rafael saat itu mengaku siap jika diminta untuk meminta maaf secara langsung kepada keluarga David Ozora. Rafael bahkan menyebut siap sujud meminta maaf di kaki kedua orang tua David.
"Satu hari setelah kejadian istri saya pulang dari Manado, ketemu sama orang tua David meminta maaf, keesokan harinya (habis kejadian) saya bersimpuh, bersila di lantai meminta maaf atas apa yang dilakujan anak saya, sebagsi orang tua, saya merasa ikut bertanggung jawab," kata Rafael.
Â
7. Sebut Naik Mobil Mewah Rubicon Enggak Enak
Jeep Rubicon dan Harley Davidson, kendaraan mewah yang dipamerkan Mario Dandy di sosial medianya menjadi sorotan. Alhasil, ayahandanya Rafael Alun Trisambodo ikut terseret hingga akhirnya berujung ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK sempat menyebut, dua kendaraan mewah itu tidak dilaporkan oleh Rafael Alun di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). KPK menduga, Rafael sengaja menyamarkan hal tersebut agar tidak terendus.
Tim Liputan6.com mengonfirmasi langsung hal itu kepada Rafael Alun. Melalui sesi wawancara eksklusif, dia menegaskan kedua kendaraan tersebut dimiliki oleh sang kakak dan bukan dirinya.
Karena itu, Rafael Alun mengaku tidak ada kewajiban untuknya memasukkan dua kendaraan mewah itu ke dalam LHKPN.
"Saya peroleh itu Agustus 2021 dan sudah saya jual karena saya merasa naik Rubicon tidak enak dan yang pakai juga cuma anak saya. Akhirnya saya jual ke kakak saya Desember 2021," ujar dia.
Rafael mengatakan, sebelum batas akhir penyampaian laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) periodik, Rubicon tersebut sudah bukan lagi miliknya. Diketahui, batas akhir penyampaian LHKPN periodik yakni pada 31 Maret setiap tahunnya.
"Jadi kalau bilang harus masuk LHKPN, sebelum ganti tahun sudah saya jual, jadi apa yang harus saya laporkan," kata Rafael.
Â
Advertisement
8. Cerita soal Jeep Rubicon dan Harley
Kemudian, Rafael Alun mengaku uang hasil menjual Rubicon itu dia gunakan untuk membeli Toyota Land Cruiser tahun 2008 seharga Rp600 juta. Land Cruiser tersebut lah yang dia laporkan ke LHKPN.
Menurut Rafael, baik Rubicon maupun Land Cruiser merupakan barang bekas. Sehingga ketika dia membelinya, kedua jenis kendaraan mewah itu masih atas nama orang lain.
"Saya dikeluhkan juga menggunakan nomine membeli Rubicon. Rubicon itu tahun 2013, saya beli second. Nah, yang tertulis di nama itu sudah ada sejak saya beli, bukan beli baru, itu 2013. Begitu juga Land Cruiser 2008, nama pemiliknya masih pemilik yang lama, apakah itu dinamakan nomine?" kata dia.
"Kalau kita beli kan masih nama orang, ketika bayar pajak baru balik nama. Kan jatuh tempo pajak Februari, sebelum jatuh tempo (bayar pajak) dijual," Rafael menambahkan.
Rafael juga menceritakan alasan Rubicon kerap digunakan oleh Mario Dandy. Menurut Rafael, kakaknya yang telah membeli Rubicon itu darinya kerap meminta tolong kepada Mario Dandy untuk menawarkan kepada teman-teman Mario Dandy.
"Karena kakak saya tahu teman-temannya Mario ini anak-anak mampu, jadi sering dipinjam sama Mario untuk ditawarkan ke teman-temannya untuk dijual. Jadi Rubicon memang tidak harus saya laporkan di LHKPN dan SPT saya, karena memang bukan milik saya," kata Rafael.
Begitu juga dengan Harley Davidson yang pernah digunakan Mario Dandy. Menurut Rafael, Harley tersebut juga milik kakaknya yang bekerja di perusahan penjualan kendaraan.
"Itu punya kakak saya juga, dan itu tidak didukung dokumen kepemilikan, no paper, dan itu memang barang yang tidak bisa dilaporkan. Itu milik kakak saya, bukan punya saya. Kaka saya punya Harley lebih dari satu, dia pensiunan kepala cabang Auto 2000. Dia senang otomotif dan dia suka dengan Harley," jelas Rafael.