Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyayangkan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Menurut dia, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 merupakan kesempatan emas yang gagal sekaligus menyedihkan bagi bangsa, khususnya tim nasional U-20.
"Padahal timnas U-20 ini tidak akan punya kesempatan main di tingkat dunia kalau kita tidak menjadi tuan rumah. Ini kesempatan emas yang gagal, yang menyedihkan," kata Cak Imin dalam wawancara bersama Liputan6.com di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (4/4/2023).
Cak Imin mengatakan, semua pemangku kepentingan harus paham bahwa politik, olahraga, seni, budaya, hingga hiburan bebas tanpa batas negara maupun latar belakang. Sekalipun ada perang antarnegara.
Advertisement
"Saya kira ini harus disadari oleh semua tokoh, semua pemimpin, baik agama maupun politik bahwa olahraga, seni, budaya, hiburan free tanpa batas. Baik itu wilayah negara, latar belakang perbedaan bahkan kalau ada perang antarnegara, misalnya Rusia melawan Ukraina, silakan perang, tapi dalam hal olahraga tidak ada batasan," jelas Cak Imin.
Cak Imin menuturkan bahwa semua pihak harus mendukung perhelatan olahraga di Indonesia, meskipun ditemui adanya perbedaan cara pandang dan latar belakang.
Cak Imin menegaskan Indonesia tidak akan maju apabila dihantui oleh hal-hal yang belum tentu menjadi persoalan utama bagi kepentingan nasional.
"Toh, misalnya dengan Israel tidak boleh main di Indonesia, apakah kemudian Palestina merdeka? Belum juga, tidak juga, enggak ada hubungannya," ucap Cak Imin.
Jangan Campur Adukkan Olahraga dengan Politik
Cak Imin sepakat bahwa politik dan olahraga harus bebas dari konflik dan kepentingan. Menurut dia, kepentingan nasional harus diutamakan.
"Pokoknya menyangkut olahraga adalah ruang yang bebas dari berbagai konflik dan berbagai kepentingan yang menyangkut politik negara," kata Cak Imin.
Cak Imin menilai kepentingan nasional merupakan kebutuhan mewujudkan prestasi olahraga yang baik, semisal mampunya Indonesia menjadi bagian dari piala dunia ataupun menjadi bagian dari kompetisi global lainnya.
Cak Imin berpandangan, di samping kepentingan nasionalis, kepentingan politik luar negeri menjadi nomor dua.
"Soal kemudian politik luar negeri, pembelaan kita kepada Palestina, komitmen kita kepada Palestina, sikap kritis kita kepada Israel itu nomor dua, yang paling pokok adalah kepentingan nasional," kata Cak Imin.
"Oleh karena itu saya setuju dengan pernyataan Bung Karno bahwa yang paling dikedepankan adalah semua hal harus mengutamakan kepentingan nasional, termasuk ketika kita ketika harus mengambil sikap politik luar negeri," lanjut dia.
Cak Imin menjelaskan olahraga baik sepakbola atau jenis atletik apa pun, sejatinya menyangkut tiga hal, yakni hobi, hiburan, dan kemanusiaan. Sehingga, kata dia, batas apa pun seperti cara pandang politik harusnya dapat dihilangkan.
"Kalau sudah bicara ini mestinya lintas batas negara, lintas batas latarbelakang, perbedaan cara pandang politik itu hilang, konsentrasi diprestasi," kata dia.
Oleh karena itu, Cak Imin ingin Indonesia terbuka seluas-luasnya dengan perbedaan apa pun dalam hal olahraga, agar hal-hal yang merugikan bagi Tanah Air sendiri dapat dihindari.
"Saya kira kita harus punya prinsip itu, sehingga tidak punya pandangan ganda yang itu merugikan Indonesia sendiri di dalam peta prestasi dunia yang terus kita kejar," kata Cak Imin.
Advertisement