Sukses

Proyeksi Pasar Plastik Bebas BPA Capai 299,6 Miliar Dollar AS pada 2031

Permintaan produk kemasan makanan dan minuman yang sehat, aman dikonsumsi, dan bebas bahan kimia Bisphenol A (BPA) semakin meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Permintaan produk kemasan makanan dan minuman yang sehat, aman dikonsumsi, dan bebas bahan kimia Bisphenol A (BPA) semakin meningkat. Meningkatnya permintaan tersebut disebabkan oleh perubahan gaya hidup pasca Covid-19 melanda dunia.

Berkaitan dengan itu, perusahaan riset pasar Allied Market Research pada tahun 2022 memproyeksikan bahwa pasar global untuk kemasan plastik bebas BPA bisa mencapai USD299,6 miliar pada 2031. Hal tersebut mencakup tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 5 persen dari 2022 hingga 2031.

Dikutip dari Alliedmarketresearch.com, besarnya pangsa pasar plastik BPA tersebut didorong oleh tingginya pemanfaatan produk bebas BPA di Industri makanan dan minuman. Pasalnya, meningkatnya masalah kesehatan karena penggunaan produk turunan BPA merupakan faktor pendorong utama pasar plastik bebas BPA. 

Selain itu, kontaminasi zat makanan juga dapat dihindari dengan penggunaan plastik bebas BPA. Hal itu bisa terjadi karena zat-zat berbahaya yang menempel di bahan kemasan tidak akan larut ke dalam produk.

Riset tersebut juga memaparkan bahwa beberapa produsen sudah mengambil berbagai metode inovatif untuk memproduksi plastik bebas BPA. Banyak produsen menggunakan plastik bebas BPA untuk mengurangi biaya, sementara yang lain menggunakannya untuk membuat kemasan yang unik.

2 dari 3 halaman

Perempuan Berperan Penting

Selain karena Covid-19, tren yang meningkat tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dari perempuan yang semakin concern terhadap kesehatan diri dan keluarga mereka. Bagi CEO The Healthy Jonathan Cohn, kaum perempuan tersebut berperan penting dalam memilih produk yang aman dan sehat.

“Ketika semakin banyak perempuan yang menyadari potensi risiko kesehatan akibat BPA, mereka semakin mencari produk yang lebih aman untuk diri dan keluarga mereka," katanya seperti dikutip CNBC.com.

"Tren ini menciptakan peluang besar bagi startup yang menciptakan produk inovatif dan lebih aman untuk konsumen," imbuh Cohn.

Semakin meningkatnya kesadaran perempuan akan bahaya BPA tersebut akan mendorong peningkatan permintaan akan produk kemasan yang bebas BPA. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan startup untuk mengembangkan produk alternatif yang lebih aman bagi kesehatan.

Kebanyakan perempuan yang memilih produk kemasan bebas BPA adalah mereka yang sudah memiliki anak atau yang sedang hamil. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan anak dan keluarga merupakan hal yang penting bagi perempuan.

3 dari 3 halaman

Sektor Makanan dan Minuman Kontributor Terbesar

Sektor makanan dan minuman adalah kontributor terbesar dalam pertumbuhan pasar produk kemasan bebas BPA, terutama karena para produsen harus memenuhi persyaratan regulasi yang ketat terkait keselamatan makanan. 

“Wilayah Asia Pasifik diprediksi menjadi pasar terbesar untuk produk kemasan bebas BPA di masa depan, terutama karena adanya peningkatan pendapatan dan kesadaran konsumen yang lebih besar di kawasan tersebut,” papar Cohn.

Hingga kini, beberapa negara telah mengatur atau mengawasi penggunaan BPA dalam produk konsumen, termasuk air minum dalam kemasan. Beberapa contoh negara yang telah mengambil tindakan terkait BPA antara lain Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan China.

Pada tahun 2011, Uni Eropa telah melarang penggunaan BPA dalam botol bayi dan beberapa produk kemasan makanan dan minuman. Tak hanya Uni Eropa, Amerika Serikat melalui FDA telah melarang penggunaan kemasan mengandung BPA dalam botol bayi dan susu formula pada tahun 2012. 

Kanada pun telah resmi melarang penggunaan BPA secara luas untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman sejak tahun 2018. Seiring dengan proyeksi pasar plastik bebas BPA meningkat, kemungkinan negara yang melarang penggunaan BPA pun akan meningkat.

 

(*)

Video Terkini