Bendungan Ciawi dan Dua Infrastruktur Disiapkan Kementerian PUPR untuk Redam Banjir DKI

Liputan6.com, Jakarta Bendungan Ciawi diresmikan Presiden Jokowi pada 23 Desember 2022 sebagai bendungan kering pertama di Indonesia, untuk mengendalikan banjir. Sebelumnya, konstruksi Bendungan Ciawi dikerjakan pada 2016 hingga 2022 yang memiliki tinggi 55 meter, dan berkapasitas tampung tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare.

"Untuk mereduksi banjir hingga 111,75 m3/detik," kata Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko.

Selain membangun Bendungan Ciawi, Kementerian PUPR juga menyiapkan infrastruktur lain demi meredam potensi banjir di Jakarta. Jarot mengatakan pembangunan Sudetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur akan rampung April 2023. Infrastruktur lainnya adalah Normalisasi Sungai Ciliwung yang akan dilanjutkan.

Dengan adanya sudetan, diharapkan risiko banjir pada area seluas 107 hektare dapat berkurang. Sedangkan jika ditambah dengan normalisasi, maka bisa mengurangi banjir di area seluas 347 hektare.

"Sisa daerah terdampak risiko banjir akan dikendalikan lewat Program Normalisasi Sungai Ciliwung lanjutan tahun 2023-2024 sepanjang kurang lebih 17 km," kata Jarot.

Saat peresmian, Presiden Joko Widodo berharap Bendungan Ciawi bisa mereduksi banjir di Jakarta. Presiden mengatakan banjir adalah problem utama Ibu Kota selain kemacetan dan tata ruang.

Oleh sebab itu ia menginstruksikan Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat menuntaskan semua infrastruktur pengendalian banjir. Beberapa infrastruktur yang disiapkan adalah bendungan, Sudetan Ciliwung, normalisasi 13 sungai, Giant Sea Wall, dan pengelolaan pompa.

"Kurang lebih nanti ada 12 kelurahan yang risiko banjirnya berkurang karena Bendungan Ciawi dan Sukamahi," kata Jokowi. 

(*)