Sukses

Wali Kota Klaim Depok Kota Toleran, Sebut Buktinya Tak Ada Perkelahian Antar Suku

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok melalui Kesabangpol Kota Depok bersama akademisi Universitas Indonesia, telah melakukan survei pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta Depok kembali menempatkan diri sebagai kota intoleran versi Setara Institute. Adapun, itu sudah tiga kali berturut-turut mendapatkannya.

Terkait hal tersebut, Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok melalui Kesabangpol Kota Depok bersama akademisi Universitas Indonesia, telah melakukan survei pada 2022. Survei tersebut terkait kerukunan beragama di Kota Depok yang mendapatkan predikat cukup baik.

"Memang kita tidak memberikan publikasi secara besar-besaran, ini mungkin kekurangan kami bahwa kerukunan beragama di kota Depok ini dianggap cukup baik," ujar Idris kepada Liputan6.com, Rabu (12/4/2023).

Dia menjelaskan, kerukunan antar umat beragama berjalan cukup harmonis dan perhatian yang diberikan Pemerintah diberikan sama rata kepada agama yang dilegalkan negara. Idris mengakui, terkait penilaian dari sisi konflik, terdapat satu kecamatan rentan terjadinya konflik.

Memang ada satu Kecamatan yang rentan konflik tapi masih dalam batasan cukup baik tidak terlalu membahayakan," jelas Idris.

Menurut dia, Kota Depok kerap dijadikan sebagai kota transit sehingga beragam masalah namun tetap dapat menjaga kondusifitas wilayah.

"Depok ini berada di pertengahan loh, tempat transit orang-orang yang macam-macam, masalah narkobanya, jadi bukan masalah tidak tolerir etnis atau segala macam," ucap Idris.

Dia mengungkapkan, Kota Depok tidak memiliki konflik antar suku, seperti Jawa dengan Betawi. Menurutnya, Kota Depok dapat menerima beragam suku yang ingin tinggal di Kota Depok atau menjadikan sebuah kota sebagai melanjutkan kehidupan.

"Welcome ya kan, suku-suku yang lain juga begitu," ungkap Idris.

Kota Depok memiliki beberapa suku besar yang saling berdampingan dan tidak mengalami konflik. Adapun suku besar yang berdomisili di Kota Depok yakni, suku Betawi, Sunda, Jawa, Minang, dan Batak.

"Itu enggak pernah ada konflik-konflik etnis dan ini sebagai sebuah cerminan," tegas Idris.

 

2 dari 2 halaman

Tak Memperkeruh Suasana Jelang Tahun Politik

Atas dasar tersebut, Idris meminta kerjasama para lembaga yang melakukan survei di Kota Depok, tidak membuat statemen yang memperkeruh suasana.

Terlebih, mendekati tahun politik dikhawatirkan akan memancing sehingga terjadi keributan yang tidak diinginkan semua pihak.

"Kita khawatir itu akan memancing suasana yang enggak nyaman, jangan bikin kerusuhan di kota kami dengan statement seperti itu tolong," pungkasnya.