Liputan6.com, Jakarta - Pada pagi hari ini jelang akhir pekan, Jumat (14/4/2023), langit pagi Indonesia diprakirakan sebagiannya cerah, berawan, cerah berawan, dan hujan ringan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini.
Cuaca hujan dengan intensitas ringan pada pagi hari ini diprakirakan turun di wilayah Bengkulu, Samarinda, Pekanbaru, dan Makassar.
Baca Juga
Berbeda, pada siang hari nanti, langit Indonesia akan lebih beragam, yaitu mulai dari berawan, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan petir.
Advertisement
Langit cerah berawan diprediksi ada di sejumlah wilayah, seperti Banda Aceh, Bengkulu, Jambi, Samarinda, Tarakan, Ambon, dan Pekanbaru pada siang hari.
Waspada hujan petir pada siang hari nanti diprakirakan mengguyur wilayah Surabaya dan Banjarmasin, serta hujan lebat di Yogyakarta.
Berbeda, pada malam hari nanti, kebanyakan wilayah Indonesia diprediksi bakal berawan dan cerah berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Banda Aceh |  Cerah |  Cerah Berawan |  Cerah |
 Denpasar |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Serang |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Hujan Ringan |
 Bengkulu |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Yogyakarta |  Berawan |  Hujan Lebat |  Hujan Ringan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Gorontalo |  Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah |
 Jambi |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bandung |  Berawan |  Hujan Sedang |  Hujan Ringan |
 Semarang |  Berawan |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |
 Surabaya |  Berawan |  Hujan Petir |  Hujan Sedang |
 Pontianak |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Banjarmasin |  Berawan |  Hujan Petir |  Cerah Berawan |
 Palangkaraya |  Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Samarinda |  Hujan Ringan |  Berawan |  Kabut |
 Tarakan |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Pangkal Pinang |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Tanjung Pinang |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Bandar Lampung |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
 Ambon |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Ternate |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Mataram |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kupang |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Kota Jayapura |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Manokwari |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Pekanbaru |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Mamuju |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Makassar |  Hujan Ringan |  Hujan Sedang |  Berawan |
 Kendari |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Manado  |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Padang |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Palembang |  Berawan |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Medan |  Cerah |  Hujan Ringan |  Hujan Sedang |
BMKG Imbau Pemudik Aktif Pantau Informasi Cuaca Sebelum Mudik Lebaran
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik di tengah dinamika atmosfer cuaca di Indonesia yang cepat berubah. Â
"Dinamika atmosfer di Indonesia sangat dinamis dan cepat berubah," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab di Jakarta, Senin, 10 April 2023.Â
Untuk itu dia mengimbau agar para pemudik untuk tidak memaksakan diri melakukan perjalanan jika kondisi cuaca sedang buruk. Â
"Jika dirasa tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan sebaiknya ditunda sampai menunggu cuaca kembali normal. Terutama para pemudik jalur darat dan juga laut," tuturn Fachri dilansir Antara.Â
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa selama periode mudik Lebaran, BMKG akan menyiagakan posko nasional dan daerah untuk memantau kondisi cuaca terkini.
Selain itu, lanjut dia, 190 stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar cuaca di seluruh wilayah di Indonesia juga akan disiagakan. Termasuk Prakirawan Cuaca bertugas 24 jam untuk memastikan informasi cuaca yang lebih akurat. Â
BMKGÂ juga menyediakan laman bagi pemudik yang ingin mendapatkan informasi cuaca. Untuk pemudik jalur darat dapat memantau informasi cuaca melalui https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-posko-lebaran.bmkg.
Sedangkan bagi pemudik jalur laut dapat mengakses laman https://maritim.bmkg.go.id/ untuk mengetahui kondisi cuaca maritim. Dan https://siam.bmkg.go.id/siam/ untuk mengetahui kondisi cuaca penerbangan.
Advertisement
BMKG: Indonesia Memasuki Masa Peralihan Musim
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan saat ini Indonesia tengah memasuki masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi.
Ia pun mengimbau para pemudik untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama masa mudik Lebaran 2023 seiring adanya potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.
Saat peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau, ia mengatakan arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
"Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam," paparnya.Â
Pengertian Cuaca Ekstrem Menurut BMKG
Menurut Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, Cuaca Ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.
Peringatan Dini Cuaca Ekstrem adalah informasi yang bersifat segera dan berisikan informasi potensi terjadinya Cuaca Ekstrem.
Berdasarkan informasi dalam Pasal 3, Peringatan Dini Cuaca Ekstrem terdiri atas:
- Peringatan Dini Cuaca Ekstrem bersifat umum; dan
- Peringatan Dini Cuaca Ekstrem berbasis risiko.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir. Kejadian cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia di antarnya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Faktor pertama penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena aktifnya Monsun Asia di mana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang berdampak oleh pergerakan angin ini. Angin periodik tersebut mengindikasikan musim hujan di Indonesia yang sedang berlangsung.
Apabila cuaca ekstrem sedang berlangsung di Indonesia, pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin akan terjadi di beberapa wilayah, oleh karena itu uap air yang menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di suatu wilayah sehingga air yang turun intensitasnya tinggi. Hujan lebat dan dalam waktu lama dapat terjadi akibat konvergensi dan perlambatan tersebut.
Faktor yang terakhir yaitu suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu mudahnya air menguap dan terkumpul menjadi awan hujan yang menyebabkan pasokan uap air cukup tinggi yang mengakibatkan pembentukan awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.
Advertisement