Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya akan membina para juru parkir alias Pak Ogah yang biasa beroperasi di U-turn atau putaran balik. Hal ini dilakukan setelah memberlakukan penutupan U turn di beberapa ruas jalan DKI Jakarta.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan, Pak Ogah selalu kucing-kucingan dengan kepolisian. "Kalau kita ada, dia enggak ada, tapi kalau kita enggak ada, dia ada," ucap dia kepada wartawan, Senin (17/4/2023).
Baca Juga
Selain itu, Pak Ogah juga lebih mengutamakan pengemudi yang memberikan uang. Padahal, hak pengguna jalan semuanya sama.
Advertisement
"(Pak Ogah) ketika belok ada duitnya set, langsung ambil. Kalau yang tidak (ada duitnya) tunggu dulu, kiri kanan kiri kanan. Tentunya akan kita evaluasi yang penting bukan itunya," ujar dia.
Karyoto mengatakan, Pak Ogah juga tidak memiliki hak untuk memprotes kebijakan penutupan U-turn. Dia hanya mencari rezeki untuk memenuhi kehidupan diri sendiri.
"Sebenarnya itu bukan profesi, mohon maaf, yang tadinya sukarelawan pembantu lantas. Kalau dia tidak sukarela minta ongkos berarti kan tidak membantu," ujar dia.
Karenanya, Kapolda Metro Jaya memimta Pak Ogah beralih profesi. "Kalau dibina paling kita arahkan untuk mencari pekerjaan yang lain," ujar dia.
Pemprov Tutup U-Turn
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama Dinas Perhubungan mulai menata sejumlah ruas jalan yang dinilai menimbulkan kepadatan arus lalu lintas. Penutupan U-turn atau putar balik menjadi salah satu pilihan.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menyampaikan pihaknya mengusulkan penutupan U-turn di beberapa ruas jalan di DKI Jakarta. Salah satunya di Jalan Wolter Monginsidi atau Jalan Santa, Jaksel.
"Kemarin yang kami usulkan ke pemprov yaitu di Santa, sehingga tidak terjadi penumpukan, dan ada beberapa juga yang kami usulkan nanti beberapa pembatas jalan dapat dimanfaatkan untuk kendaraan," kata Latif dalam keteranganya dikutip, Senin (10/4/2023).
Latif menerangkan, alasan penutupan karena volume kendaraan yang kian padat. Di samping itu, terjadi penyempitan jalan.
"Karena di Jalan Santa itu terjadi persimpangan perpotongan jalan tegangan arus itu sama-sama volumenya besar. Di situ juga ada penyempitan jalan dari 4 lajur menjadi satu lajur. Sehingga jami usulkan ada beberapa jalan yang kami lebarkan menjadi dua lajur," ujar dia.
Latif menerangkan, penutupan jalan itu pun saat ini sudah berjalan. Kendati, diakui pelaksanaan belum terlalu maksimal karena ada hal-hal yang perlu dibenahi lebih dahulu.
"Ini sudah kami eksekusi. Kan butuh waktu memperbaiki itu semua," ujar dia.
Latif berharap penutupan U turn di Jalan Wolter Monginsidi mampu mengurai kepadatan arus lalu lintas.
"Ya kalau persenannya kami hitung dulu. Perkiraan saya sekarang menjadi sama-sama dua lajur pasti lebih signifikan lah. Karena arus tidak terhambat," ujar Latif.
Di sisi lain, Latif menerangkan, penutupan U-turn bukan hanya di satu titik. Dinas Perhubungan sudah sejak lama menutup U-turn yang memang tidak efektif karena berpotensi menghambat lalu lintas. "Tentunya udah banyak, kemarin dinas perhubungan sudah banyak. Udah banyak ditutup itu," ujar dia.
Advertisement