Sukses

Masih Terkendala, Proses Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Dilakukan

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan mengungkap proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin yang tewas dalam pertempuran dengan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua. Proses evakuasi masih mengalami kendala karena masalah cuaca.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan mengungkap proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin yang tewas dalam pertempuran dengan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua. Proses evakuasi masih mengalami kendala karena masalah cuaca.

"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama cuaca di sana tidak menentu, kadang satu hari hanya dua jam cerah, habis itu kabut," ujar Bambang ditemui di Monas, Jakarta, Senin (17/4/2023).

Sementara helikopter untuk melakukan evakuasi tidak bisa langsung menuju tempat jenazah. Selain cuaca, medan tempat jenazah ditemukan tidak datar.

"Untuk pengambilan jenazah helikopter kita kan tidak bisa langsung merapat, karena di samping cuaca medannya juga tidak datar, itu kendala utama," ujar Bambang.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI Pratu Miftahul Arifin. Pratu Miftahul meninggal dunia saat bertempur melawan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua, dalam proses pencarian pilot Susi Air Capt Philips Mark Merthens.

"Panglima TNI turut berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin yang gugur pada 15 April 2023 pukul 16.30 WIB," kata Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono saat jumpa pers, Minggu (16/4/2023).

Julius memastikan, demi membela NKRI, TNI tidak pernah mundur sejengkalpun. TNI konsisten menjaga kedaulatan wilayah RI dan menjalankan misi terkait kondisi di Papua.

“Panglima TNI dengan tegas menyampaikan, untuk ambil tindakan jangan ragu-ragu,” tegas dia.

 

2 dari 2 halaman

Operasi Penyelamatan Semakin Mengerucut dan Terfokus

Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Kapuspen TNI) Laksda Julius Widjojono memastikan, lokasi pilot susi air yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sudah diketahui. Hal ini menyusul adanya operasi penyelamatan terhadap pilot yang bernama Philip Mark Merthens ini.

“Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus,” kata Julius saat jumpa pers, Minggu (16/4/2023).

Meski diketahui, menyisir medan dan mendekati kordinat bukan tanpa hambatan. Selain KKB yang juga memiliki senjata api, faktor alam seperti hujan juga menjadi kendala tersendiri bagi anggota di medan tempur.

“Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Jadi cuaca, dan ini sangat tidak menentu di Papua,” ujar Julius.

Akibat cuaca buruk, jaringan dan koneksi untuk berkomunikasi antar anggota juga mengalami masalah.

“Kemarin kami mencoba untuk berkomunikasi melalui saluran radio juga masih terhambat,” urai Julius.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Video Terkini