Sukses

Entaskan Kemiskinan, Wali Kota Eri Bentuk Kampung Madani di Setiap Kelurahan Surabaya

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi membentuk terobosan inovatif dalam menghadapi kemiskinan di daerahnya.

Liputan6.com, Surabaya Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi membentuk terobosan inovatif dalam menghadapi kemiskinan di daerahnya. Terobosan itu berupa Kampung Madani yang diciptakan di setiap kelurahan di Surabaya. Nantinya, kampung ini juga akan dikoneksikan secara langsung dengan Kementerian Agama (Kemenag).

Dalam proses mewujudkan terobosan baru ini, Wali Kota Eri telah berdiskusi bersama sejumlah pihak, seperti Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Surabaya, Lembaga Amil Zakat (Laz) se-Surabaya, dan juga para Ketua Takmir Masjid se-Kota Surabaya.

Dalam diskusinya, Wali Kota Eri menyampaikan bentuk Kampung Madani yang nantinya juga akan bergerak menjadi Kampung Zakat.

“Saya bersyukur alhamdulillah karena dalam beberapa pertemuan dengan sejumlah pihak itu, kita punya kekuatan dan cara pandang yang sama untuk mengentas kemiskinan dan membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu. Saya yakin ini akan menjadi kekuatan besar umat muslim di Surabaya,” ungkap Wali Kota Eri.

Menurutnya, saat ini Pemkot Surabaya bersama sejumlah pihak sedang melakukan penyatuan data terhadap warga miskin di Kota Pahlawan. Bahkan, saat ini juga sedang disusun prosedur dan cara kerjanya.

“Jadi, sampai akhir ramadhan nanti insyaallah penyatuan data dan prosedur cara kerjanya akan selesai,” ungkapnya.

Setelah semuanya selesai, Wali Kota Eri memastikan akan membentuk Kampung Madani di setiap kelurahan. Minimal satu kelurahan ada dua RW yang akan menjadi Kampung Madani. Pada dasarnya, Kampung Madani adalah implementasi tujuan Sustainable Development Goals (SDGs/ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang bergerak dalam 4 pilar utama, yaitu sosial, ekonomi, lingkungan, tata kelola dan hukum.

“Kalau orang Jawa bilang adalah kampung yang sejahtera, aman, dan bahagia. Jadi, konsepnya mereka bisa bergerak sendiri dari semua aspek. Tidak ada yang miskin, tidak ada yang tidak bisa makan, tidak ada stunting, serta yang kaya membantu yang lemah. Hidup ini indah kalau sudah bisa seperti itu,” jelasnya.

2 dari 4 halaman

Kampung Madani Sebagai Kampung Zakat

Eri menjelaskan paling penting nantinya adalah Kampung Madani akan menjadi Kampung Zakat. Karena ke depannya zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) yang berasal dari Kemenag Surabaya, Baznas Surabaya, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Surabaya akan dikumpulkan menjadi satu. Setelah terkumpul semuanya, lalu akan dilihat data warga miskin di kelurahan tersebut, kemudian zakat itu akan disalurkan kepada warga miskin itu dalam bentuk modal usaha berupa alat dagang atau usaha.

Harapannya, melalui zakat pemberdayaan ini dalam waktu lima bulan ke depannya, warga tersebut telah memiliki tabungan dan bisa mandiri secara ekonomi.

“Jadi, uangnya akan menjadi satu, sehingga nantinya keluarga A disentuh pakai dana ini, lalu keluarga B disentuh pakai dana ini, pemerintah menyentuhnya pakai ini. Karena ketika kita beri pekerjaan atau kita berdayakan, si A ini tidak langsung bisa menghasilkan uang untuk makan hari itu juga, sehingga butuh bantuan agar dia tidak lapar dan sekolahnya tidak putus, makanya dia akan diberikan bantuan 4-5 bulan ke depannya, setelah itu kita berharap dia sudah bisa mandiri dari sisi ekonomi,” ujarnya.

3 dari 4 halaman

Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan

Berdasarkan data sementara yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya, warga miskin di Surabaya sebanyak 75 ribu. Jumlah itu kemudian akan dipetakan dan disatukan lagi dengan datanya Kemenag, data Baznas dan LAZ. Setelah itu, akan terjun bersama-sama untuk mengentas kemiskinan di Surabaya.

“Kekuatan kita ini adalah satu data ini,” tegasnya.

Oleh karena itu, Wali Kota Eri mengajak warga Kota Surabaya untuk menggalakkan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) secara produktif. Harapannya, ZIS yang telah dihimpun dapat membuat para penerimanya menghasilkan ekonomi secara terus menerus.

"Bayangkan kalau kekuatan zakat, infaq dan shodaqoh itu dikumpulkan, orang miskin, orang nganggur diberi modal, diberikan pekerjaan, maka selesai (permasalahan) di Kota Surabaya," ungkapnya.

Wali Kota Eri memandang, selama ini masih ada warga miskin, gizi buruk, dan bayi stunting dalam sebuah kampung yang justru di tempat itu terdapat muzakki. Hal tersebut diyakininya tidak akan terjadi ketika zakat yang dikeluarkan muzakki itu disampaikan kepada warga sekitar.

"Seharusnya zakat, infaq dan shodaqoh itu diberikan kepada yang terdekat dulu, setelah saudara berarti ke tetangga," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Lembaga Pengelola Zakat Dukung Pemkot

Sementara itu, Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf Kemenag Surabaya, Mohammad Yahya menyampaikan terdapat 45 LAZ yang sudah menyamakan persepsi untuk mendukung program Pemkot Surabaya dalam membentuk Kampung Madani yang di dalamnya ada pengumpulan zakatnya. Bahkan, penyalurannya juga melalui modal usaha berupa peralatan usaha. Ia mengakui bahwa terobosan ini sangat luar biasa dan Kemenag siap mendukung program Pemkot Surabaya ini.

“Tupoksi kami juga berupaya menjadikan orang yang awalnya menerima zakat tapi kemudian bisa menjadi orang yang memberikan zakat. Makanya kami siap mendukung program Pak Wali ini,” ungkap Yahya.

Menurut Yahya, program ini memang mampu untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Surabaya. Dengan data lengkap tentang warga miskin di Kota Surabaya yang telah dipegang oleh Wali Kota dan Pemkot Surabaya, program ini mampu untuk menyalurkan bantuannya dengan jauh lebih tepat kepada para warga yang membutuhkan.

 

(*)

Video Terkini