Liputan6.com, Jakarta TNI evakuasi 291 warga negara Indonesia (WNI) imbas konflik bersenjata yang terjadi di Sudan. Pesawat Boeing 737 diberangkatkan ke Kota Port, Sudan, pada Selasa, 25 April 2023.
"Rencana akan berangkatkan besok pagi dan ini jumlahnya dari kru pesawat, pengaman, dokter dan sebagainya ada 39 orang, menggunakan pesawat (boeing 737) yang berada di belakang kita tadi," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Jakarta, Senin (24/4/2023).
Baca Juga
Dia menerangkan, evakuasi ini menindaklanjuti perintah dari Kementerian Luar Negeri, menyusul konflik Sudan antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dengan paramiliter RSF yang telah berlangsung selama satu bulan.
Advertisement
"Keamanan di sana yang tidak kondusif, terganggu, berdampak pada warga negara khususnya Indonesia. Di sana juga ada warga negara indonesia ada kurang lebih sekarang ini dari Sudan ada kurang lebih 291 orang yang akan dievakuasi darurat ke Jeddah," ujar dia.
Yudo menerangkan, 291 WNI sebelumnya telah dibawa dari Khartoum menuju Port Sudan. Nantinya, Satgas tinggal menjemput menggunakan pesawat.
"Semoga dapat terlaksana dengan baik dan lancar ya karena memang situasi di sana saat ini gencatan senjata katanya. Sehingga kita ada waktu untuk ambil WNI di sana. Mudah-mudahan dapat terjaga terus situasinya sehingga 291 ini dapat standby di Port Sudan dan besok bisa kita jemput menggunakan pesawat," tandas dia.
WNI Harap Lapor
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menjelaskan bahwa rencana awal seluruh warga negara Indonesia (WNI) akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata.
"Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap. Terdapat 289 WNI lainnya, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan akan dievakuasi pada tahap kedua pada kesempatan pertama," ungkap Menlu Retno dalam keterangannya pada Senin (24/4/2023).
"Untuk itu, saya imbau agar setiap WNI yang masih berada di Sudan dan belum melaporkan diri, mohon agar segera melaporkan keberadaannya ke KBRI Khartoum agar juga dapat dilakukan evakuasi pada tahap kedua. Jadi, bersamaan kita lakukan evakuasi pada tahap kedua. Oleh karena itu, mohon dengan hormat untuk yang belum melaporkan diri segera menghubungi KBRI Khartoum."
Menlu Retno menggarisbawahi bahwa situasi lapangan sangat cair dan sangat dinamis.
Â
Advertisement
Evakuasi WNI di Sudan Tidak Mudah
Diakui Menlu Retno evakuasi WNI dari Sudan sangat tidak mudah. Evakuasi dilakukan di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung.
"Saya terus mengikuti jam per jam proses evakuasi. Saya juga terus melaporkan proses evakuasi ini kepada Bapak Presiden. Komunikasi terus dilakukan baik di Sudan untuk memastikan jalur aman dan jaminan keamanan bagi WNI," tegas Menlu Retno.
"Hal yang sama juga dilakukan oleh perwakilan tetap RI (Watapri) kita di New York untuk terus melakukan koordinasi dengan tim Sekjen PBB dan UN OCHA karena evakuasi juga dilakukan hampir bersamaan dengan staff PBB yang bekerja di Sudan."
Bakal Berusaha Sekuat Tenaga
Dubes RI di Arab Saudi dan Konjen di Jeddah, sebut Menlu Retno, juga melakukan komunikasi dengan otoritas di Arab Saudi untuk memastikan proses lanjutan berjalan dengan baik.
"Tim kecil perbantuan untuk evakuasi juga telah bergerak baik yang dari Jakarta dipimpin oleh Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan tim perbantuan dari Riyadh dan Jeddah," terang Menlu Retno.
"Pagi ini, tim evakuasi juga akan berangkat menuju Jeddah dengan pesawat TNI Angkatan Udara yang terdiri dari Tim Pengamanan TNI, Tim kesehatan dari Puskes TNI, dan personel Kemlu."
Menlu Retno menegaskan, "Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga membawa WNI keluar dari wilayah konflik dengan selamat."