Liputan6.com, Jakarta BPJS Kesehatan terus melakukan inovasi untuk memastikan penyelenggaraan Program JKN dapat berjalan dengan baik. Salah satu langkahnya melalui optimalisasi penyelenggaraan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan Program Rujuk Balik (PRB).
Sebagai informasi, Prolanis merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi serta melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan. Hal itu ditujukan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Baca Juga
Prolanis dan PRB merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atas rekomendasi atau rujukan balik dari dokter spesialis atau sub spesialis yang merawat.
Advertisement
Program yang sudah diimplementasikan oleh BPJS Kesehatan tersebut terasa manfaatnya oleh para peserta JKN yang terdaftar di wilayah Indonesia Timur, tepatnya di Wamena.
"Para peserta JKN yang terdaftar di Puskesmas Wamena sangat antusias dengan adanya kegiatan senam Prolanis ini, khususnya bagi peserta yang pernah menderita penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan hipertensi ataupun peserta yang sengaja ikut untuk mengisi waktu luang dengan maksud agar terhindar dari penyakit kronis," ungkap Kepala Puskesmas Kota Wamena, dr. Lorina.
Upaya Promotif Preventif
dr. Lorina juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya promotif preventif yang dilakukan BPJS Kesehatan sebagai bagian dari Program JKN.
"BJPS Kesehatan sangat mendukung gerakan masyarakat hidup sehat. Dengan diadakannya kegiatan pemeriksaan, diharapkan masyarakat bisa lebih sadar untuk memeriksakan diri sejak dini," ungkapnya.
“Kita selalu membina dan mengakomodir apa aja yang dibutuhkan dari peserta senam Prolanis ini agar tidak ada halangan untuk melaksanakan senam Prolanis secara rutin, setelah senam biasanya kita mengadakan konsultasi atau sharing terkait masalah pencegahan penyakit kronis dan tentang bagaimana menerapkan gaya hidup sehat," tambah dr. Lorina.
Dirinya berharap bahwa ke depan, FKTP yang mengelola senam Prolanis ini agar terus semangat dalam mengelola senam Prolanis sehingga masyarakat akan semakin antusias mengikuti kegiatan ini dan dapat menekan potensi jumlah penderita penyakit kronis sehingga kualitas hidup masyarakat meningkat secara optimal.
"Peserta Prolanis merupakan peserta JKN yang menderita penyakit hipertensi dan diabetes melitus. Pemeriksaan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengecek status kesehatan peserta Prolanis agar senantiasa terpantau," ujar dr. Lorina.
"Selain itu, hasil pengecekan tersebut juga bisa menjadi bahan evaluasi apakah treatment yang dilakukan BPJS Kesehatan kepada peserta Prolanis ini sudah tepat atau perlu dioptimalkan lagi,” imbuhnya.
(*)
Advertisement