Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pertemuan ini dilakukan di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu 29 April 2023.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan, pertemuan itu tidak mempengaruhi koalisi partainya bersama dengan Demokrat dan Nasional Demokrat (NasDem).
Baca Juga
"(Merubah koalisi) Enggaklah, koalisi sudah rapih udah bagus. Kami bertiga sudah solid, insya Allah moga-moga Pak Airlangga nambah nah itu lebih cakep lagi, lebih bagus," kata Aboe Bakar kepada wartawan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (1/5/2023).
Advertisement
Selain itu, pertemuan tersebut dinilainya bagus dalam silaturahmi kebangsaan dan merupakan hak semua partai dalam melakukan kunjungan silaturahmi.
"Pertemuan Demokrat dengan Pak Airlangga itu sangat bagus sekali karena itu bagian daripada silaturahmi kebangsaan, itu hak semua anak bangsa dan partai-partai, mencari titik temu dialog untuk memikirkan NKRI," ujarnya.
"Jadi semua punya share yang terbaik, apalagi kepada Pak SBY presiden kita dua periode," sambungnya.
Pada pertemuan tersebut, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku, ada pembahasan yang disepakati dalam diskusi tersebut. Dia menyebut, kesepakatan itu mengenai keberlangsungan pemilu dan pascapemilu 2024 mendatang.
"Partai Golkar dan Partai Demokrat sepakat bahwa pemilu itu bukan the winner take it all. Artinya kita ini kan Indonesia raya, kita bukan seperti Amerika, demokrasi yang kebarat-baratan itu demokrasi yang the winner take it off," kata Airlangga, dalam konferensi pers, di Cikeas, Sabtu (29/4).
"Sedangkan kita demokrasi Pancasila jadi siapa pun yang menang mari kita bersama-sama membangun negeri," sambungnya.
Punya Filosofi Sama
Sebab, dia menyebut antara Partai Golkar dengan Partai Demokrat memiliki filosofi yang sama. Terlebih, Partai Demokrat dan Golkar pernah bersama dari 2004 hingga 2014.
"Partai Golkar mempunyai filosofi yang sama dengan Demokrat. Tadi disampaikan Partai Golkar dan Demokrat sempat bersama di tahun 2004 sampai 2014, dan tentu keberasamaan itu mempunyai sejarah yang sama-sama kita pahami bersama dan pengertian," ujarnya.
Sehingga, menurutnya, di pemilu 2024 sudah selayaknya bersama-sama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Indonesia.
"Itulah yang ingin kita bangun karena Indonesia adalah negara besar dan tidak mungkin satu parpol bisa menyelesaikan semua persoalan di negeri ini. Kita harus bersama-sama," imbuh dia.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement