Sukses

Migrasi Penduduk Kota Depok Tiap Tahun Meningkat 4 Persen, Mayoritas Usia Produktif

Migrasi penduduk Kota Depok berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagainya.

Liputan6.com, Depok - Pemerintah Kota Depok berusaha meningkatkan kinerja untuk berusaha meningkatkan sejumlah dinamika di Kota Depok. Migrasi penduduk hingga pelayanan kesehatan menjadi bagian fokus kerja Pemerintah Kota Depok

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, memasuki usia ke-24 Kota Depok, Ia mengajak masyarakat untuk membangun Kota Depok untuk lebih maju. Hasil pembangunan akan berdampak terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Angka Harapan Hidup (AHH), indeks konflik sosial dan indeks kerukunan umat  beragama.

“Intinya 24 tahun, dimaknai sudah sejauh mana pembangunan kemajuan yang ada di Kota Depok, Kota Depok sudah maju, kita jadikan semakin maju lagi,” ujar Wali Kota Depok Idris, Rabu (3/5/2023).

Idris menjelaskan, perpindahan atau migrasi penduduk menjadi faktor utama pesatnya pertambahan jumlah penduduk di Depok. Migrasi penduduk Kota Depok berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagainya.

“Tiap tahun meningkat sebesar 4 persen,” jelas Idris.

Melihat hal tersebut terdapat dua sisi yakni warga luar tertarik berdomisili di Kota Depok, untuk bekerja di Jabodetabek. Di sisi lain, menjadi sebuah tantangan migrasi dengan jumlah penduduk di Kota Depok meningkat hingga 2,4 juta jiwa berdasarkan data BPS.

“Tantangannya sebanyak 71 persen penduduk Depok merupakan usia produktif, artinya urbanisasi jadi sebuah tantangan baru untuk meningkatkan dan memberdayakan anak muda,” ucap Idris.

Idris menjelaskan, Pemerintah Kota Depok telah memulai program Wirausaha Baru (WUB) dan Perempuan Pengusaha. Selain itu, Pemerintah Kota Depok telah membangun sejumlah sarana, seperti fasilitas olahraga di tiap kecamatan, dan ke depan Kota Depok harus memiliki Youth Center atau tempat anak berkreasi.

“Begitupun jumlah lansia Kota Depok meningkat karena AHH di Kota Depok termasuk tinggi, hampir 13 persen penduduk Depok warga lansia,” jelas Idris.

Idris mengungkapkan, Pemerintah Kota Depok mencari cara untuk memberdayakan lansia sehingga dapat memberikan masukan kepada anak muda. Pemerintah Kota Depok harus mempunyai fasilitas publik untuk dimanfaatkan warga lansia.

Pemkot Depok sudah bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk meningkatkan kedigdayaan orang tua atau lansia,” ungkap Idris.

 

2 dari 2 halaman

Tantangan Ekonomi

Tidak hanya itu, lanjut Idris, tantangan lainnya yakni masalah ekonomi. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok sebesar 5,5 persen, lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Barat sebesar 5,7 persen dan nasional sebesar 5,6 persen.

“Ternyata lebih tingginya nasional dan Jawa Barat karena faktor pertanian, kita rendah karena belum dapat memberdayakan petani kita dan lahan tidur yang ada di Kota Depok untuk pertanian,” terang Idris.

Pada bidang kesehatan, Idris mengakui memiliki janji kampanye dengan setiap posyandu harus memiliki lahan sendiri. Saat ini, sebanyak 70 persen lahan untuk Posyandu sudah dimiliki Pemerintah Kota Depok.

“Untuk puskesmas telah 24 jam dapat memberikan pelayanan dengan dokter yang ada di sana,” pungkas Idris.