Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak terlibat jauh dengan urusan Pemilu 2024. Terkait hal tersebut, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi alias Awiek angkat bicara.
Menurut dia, JK pernah masuk menjadi tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, di mana saat itu posisinya masih menjabat sebagai wapres.
Baca Juga
"Pak JK tahun 2019 sebagai wapres sekaligus menjadi dewan penasehat TKN Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah juga dapat dimaknai cawe-cawe untuk penggantinya di posisi wapres?" singgung Awiek saat dikonfirmasi, Senin (8/5/2023).
Advertisement
Menurut Awiek, pertemuan ketum parpol koalisi di istana dengan tidak mengajak satu anggota koalisi bukan kali ini saja, di era sebelum Jokowi juga terjadi meskipun dalam konteks berbeda.
"Pertemuan Presiden jokowi dengan 6 parpol itu lebih banyak bicara masalah ekonomi, bonus demografi dan middle income trap dan Indonesia emas 2045. Kalau kemudian ada yang menyerempet isu politik hal itu tak bisa dihindari. Namanya saja pertemuan ketum parpol,” kata dia.
Selain itu, Awiek menyebut pertemuan itu digelar di malam hari, di luar jam kerja.
"Sejauh tidak ada undang-undang yang dilanggar, ya boleh-boleh saja," kata dia.
Pernyataan JK
Sebelumnya, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, meminta Presiden Jokowi seharusnya tidak terlibat lebih jauh dengan urusan Pemilu 2024. JK mencontohkan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akhir masa pemerintahannya.
"Menurut saya, Presiden seharusnya seperti Ibu Mega, SBY, itu akan berakhir, maka tidak terlalu jauh melibatkan diri," ujarnya usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kediaman Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023).
"Maka tidak terlalu jauh melibatkan diri, dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan. Supaya lebih demokratis-lah," tegas JK.
Advertisement