Sukses

Jokowi: 969 WNI Sudah Dievakuasi dari Sudan

Jokowi menyampaikan, sudah 969 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari wilayah konflik Sudan, per Senin (8/5/2023). Dari jumlah itu, 936 WNI sudah dipulangkan ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan, sudah 969 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari wilayah konflik Sudan, per Senin (8/5/2023). Dari jumlah itu, 936 WNI sudah dipulangkan ke Indonesia.

"Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang," kata Jokowi dalam konferensi pers di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/5/2023).

"936 sudah pulang dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan," sambungnya.

Jokowi menuturkan pemerintah akan terus meningkatkan dan memperkuat perlindungan kepada WNI. "Ke depan perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat," ujar dia.

Sementara itu, perwakilan dari kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), dua pihak yang terlibat dalam perang saudara Sudan, bertatap muka untuk pertama kalinya di Jeddah, Arab Saudi, pada Sabtu 6 Mei 2023.

Pembicaraan antara keduanya disponsori oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi. Sejauh ini belum ada kabar lebih lanjut terkait pertemuan tersebut atau siapa perwakilan dari kedua belah pihak.

Namun, kedua pihak menggarisbawahi bahwa mereka hanya akan membahas gencatan senjata untuk alasan kemanusiaan, bukan menegosiasikan akhir dari perang saudara Sudan.

Dilansir BBC, Minggu (7/5), Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan menyambut baik perwakilan kedua belah pihak. Dia berharap pembicaraan tersebut akan menyebabkan berakhirnya konflik dan kembalinya keamanan serta stabilitas Republik Sudan.

2 dari 2 halaman

Dubes Sudan Berharap Ada Bantuan Kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia

Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali Mohamed menyebut negaranya membutuhkan bantuan internasional di tengah konflik yang terjadi, terutama dari pemerintah RI.

"Ya, kami membutuhkan bantuan internasional, terutama bagi korban yang mengalami luka-luka akibat konflik," kata Dubes Yassir Mohamed Ali Mohamed dalam press conference di kediamannya yang terletak di Kuningan, Jakarta, Rabu (3/5/2023).

"Banyak rumah sakit di Sudan kini dalam kondisi hancur diserang oleh kelompok biadab dari pasukan pendukung fanatik," katanya mengacu pada kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Dubes Yassir Mohamed Ali Mohamed juga berharap bisa bertemu dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait upaya bantuan bagi korban di Sudan.

"Kami berharap dapat segera bertemu dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) dan berusaha mencari dukungan dari saudara-saudara kami," katanya.

Dubes Yassir Mohamed Ali Mohamed menyebut negaranya telah menerima beberapa dukungan dan batuan dari beberapa negara. Meski begitu, pihaknya masih berharap ada bantuan lain.

"Kami juga sudah menerima beberapa dukungan dari beberapa negara, saya pikir di antara mereka sendiri banyak dari Oman dan mungkin Mesir," ujarnya.

Terkait upaya penyelesaian konflik, Dubes Yassir menyebut RSF tidak mau duduk bersama dengan pemerintah.

"Mereka hanya memiliki dua pilihan antara terus mempersenjatai diri dan menyerah atau mereka harus menghadapi konsekuensinya."

"Saya menyebutnya sebagai kelompok pemberontak yang melawan seluruh negeri dan mereka ingin merebut kekuasaan dengan paksa karena mereka berusaha membunuh presiden Sudan," kata Dubes Yassir.